Mohon tunggu...
Money Pilihan

"To be Enterpreneur", Cara Millenial Kontribusi untuk Negeri

26 Januari 2019   07:31 Diperbarui: 26 Januari 2019   07:41 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Saya mahasiswa Institut Pertanian Bogor yang fokus pada jurusan Ekonomi Pembangunan. Sewaktu pertama kali saya diterima sebagai mahasiswa, saya memiliki idealisme untuk ikut serta dalam perbaikan ekonomi Indonesia. 

Semasa awal perkuliahan saya aktif dalam organisasi dan kegiatan yang bertemakan sosial seperti organisasi IPB Mengajar dan kegiatan sosial Bina Cinta Lingkungan. 

Keaktifan saya di organisasi dan kegiatan sosial menajamkan kemampuan saya untuk lebih peka dengan keadaan sosial dan membangun inisiatif untuk bisa lebih banyak berkontribusi nyata dalam merespon permasalahan sosial yang ada.

Beberapa kesempatan selanjutnya yang saya manfaatkan dengan baik adalah ketika saya terpilih menjadi salah satu volunter IPB Goes To Field (IGTF) , melakukan program kreativitas mahasiswa -- pengabdian masyarakat (PKM-M) dan berkesempatan mengikuti ajang PIMNAS untuk mempublikasikan hasil yang kami lakukan selama mengabdi di desa, dan berkesempatan mengikuti pertukaran budaya di Thailand. 

Banyak pelajaran dan pengetahuan baru yang saya dapatkan seperti bagaimana kondisi sebenarnya para petani di desa. Mereka memiliki segudang masalah mulai dari  hama dan virus tanaman yang semakin ganas hingga sulitnya penerapan teknologi pertanian. 

Namun itu semua tak menyurutkan semangat mereka untuk tetap bisa menyediakan kebutuhan pangan negeri ini. Sama halnya ketika saya bersama teman-teman IPB Mengajar mengetahui betapa banyaknya halangan anak-anak di Desa Malasari, sebuah desa di Bogor yang berbatasan langsung dengan Sukabumi dan Banten, untuk bisa pergi ke sekolah. 

Tidak memiliki seragam sekolah dan harus membantu orang tua bekerja merupakan cerita yang banyak kami dengar dari orang tua siswa yang kami kunjungi rumahnya saat itu. Pertukaran budaya di Thailand juga mengajarkan saya bagaimana bahasa menjadi satu-satunya jalan untuk kita bisa diterima di suatu komunitas yang baru.

Berbagai macam kegiatan sosial telah mengantarkan saya kepada inisiasi untuk melakukan tindakan yang nyata. Saya bersama satu teman lain menginisiasi sebuah kegiatan sosial kecil-kecilan berupa pemberian makanan kepada orang yang dianggap membutuhkan di sekitar kampus. 

Kegiatan itu berjalan dengan lancar, namun perkembangannya tidak begitu pesat bahkan stagnan. Hal itu dikarenakan saya dan teman-teman yang lain hanya mengandalkan uang kiriman orang tua. Uang tersebut sangat tidak bisa diandalkan untuk keberlanjutan kegiatan sosial ini. 

Mengharapkan uang CSR dari perusahan dengan mengajukan proposal-proposal juga tidak bisa diandalkan. Hingga pada akhirnya saya memutuskan untuk berwirausaha. Itu adalah satu-satunya jalan yang dapat dilakukan untuk bisa menghasilkan uang lebih banyak.

Setelah memutuskan untuk berwirausaha, saya termotivasi untuk melakukan kegiatan sosial yang lebih besar lagi. Saat ini saya memimpin kegiatan sosial yang saya namakan Alumni SMANDING Peduli. Kegiatan ini saya tujukan kepada adik-adik saya yang bersekolah di tempat saya bersekolah dulu, SMAN 1 Gadingrejo. 

Saya berkolaborasi dengan teman-teman berbagai angkatan supaya lebih banyak yang terlibat. Saya dan teman-teman yang lain juga berkoordinasi dengan para guru untuk menyampaikan tujuan kegiatan ini supaya bisa diterima dengan baik dan didukung keberlanjutannya. 

Kegiatan tersebut menitikberatkan pada pemberian bantuan uang SPP kepada siswa yang berprestasi dan membutuhkan. Selain itu, saya dan teman-teman juga membagikan pengalaman tentang peguruan tinggi dan pentingnya menjadi wirausahawan.

Menurut analisis Bappenas, tahun 2030 sampai 2040 Indonesia diprediksi akan mendapatkan bonus demografi berupa jumlah penduduk berusia produktif lebih banyak dibandingkan dengan jumlah penduduk lanjut usia. Hal tersebut harus disertai dengan kualitas sumberdaya manusianya yang berkualitas, termasuk jumlah wirausaha muda. 

David McClelland dikutip oleh Ciputra (2009)  menyatakan bahwa salah satu syarat suatu negara untuk mencapai tingkat kemakmuran diperlukan 2% dari jumlah penduduknya adalah wirausahawan. 

Meski saat ini menurut catatan Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah jumlah pengusaha di Indonesia sebesar 3.1%, namun nilai itu masih lebih kecil dibandingkan pengusaha di Thailand yang jumlahnya sebesar 5%, Malaysia 6% , dan Singapura 7%. Hal tersebut mengindikasikan bahwa Indonesia harus memiliki lebih banyak lagi wirausahawan.

Bila saya berkesempatan mendapatkan beasiswa Bakti Nusa, saya akan berpartisipasi aktif mengambil peran sebagai wirausahawan yang memerhatikan nilai-nilai pengabdian kepada masyarakat. 

Saya dalam lima tahun kedepan akan mengembangkan skala kewirausahaan saya dan mengajak lebih banyaklagi orang untuk berwirausaha dan peduli kepada kondisi sosial sekitar supaya Indonesia menjadi negara yang makmur dan memiliki empati yang tinggi antar sesama.

Menurut analisis sederhana saya, terdapat beberapa usaha yang akan tetap eksis sampai lima tahun kedepan. Jenis usaha itu diantaranya usaha jual beli gadget, jual beli kendaraan bermotor, properti, franchise toko retail dan event organizer. 

Analisis dari Gaikindo yang dirilis pada tahun 2018 juga menyatakan bahwa penjualan kendaraan bermotor di Indonesia secara agregat meningkat dari tahun-tahun sebelumnya. Hal ini berarti terdapat peluang tinggi pada unit usaha penjualan kendaraan bermotor. 

Data dari International Data Corporation (IDC) dan Bank Indonesia menyatakan penjualan gadget dan properti juga menunjukan penjualan yang meningkat. Toko retail dan jasa event organizer adalah jenis usaha yang akan dibutuhkan sepanjang tahun. Saya optimis unit usaha tersebut dapat menguntungkan.

Melihat jumlah wirausahawan Indonesia yang masih berada di bawah negara-negara tetangga di ASEAN, saya memiliki mimpi agar banyak bermunculan wirausahawan kreatif  baru yang muncul di Indonesia. Saya ingin membuat sekolah wirausaha gratis untuk anak-anak Indonesia. Memiliki konsep seperti Saung Angklung Udjo namun bergerak di bidang pengajaran wirausaha. 

Kegiatan di sekolah ini nantinya akan ada pendidikan wirausaha yang diisi oleh orang-orang pilihan dari berbagai macam perusahaan. Selain itu, saya juga berkeinginan melakukan kegiatan peduli lingkungan yang akan saya namakan "ENVIROCARE". 

Kegiatan ini memanfaatkan sampah daur ulang yang dapat dijual kembali. Sampah dikumpulkan dari seluruh elemen masyarakat dan dijual. Uang hasil penjualan sampah akan diberikan secara cuma-cuma kepada organisasi atau komunitas yang akan melakukan kegiatan peduli lingkungan.

Komitmen untuk mewujudkan keinginan saya, saya sudah memulai dari hari ini. Beberapa usaha yang telah saya cicil dari sekarang adalah usaha rental kendaraan bermotor dan menjadi reseller produk gadget. Selanjutnya adalah mengembangkan usaha dan mencari rekan usaha, supaya tidak terlalu berat kedepannya. 

Sama halnya dengan wirausaha, membuat sekolah wirausaha dan kegiatan peduli lingkungan"ENVIROCARE" akan mulai dilaksanakan dalam waktu dekat. Sekolah wirausaha adalah pengembangan dari kegiatan Alumni SMANDING peduli. 

Saya akan kumpulkan lebih banyak donatur, terlebih yang saat ini berprofesi sebagai wirausahawan. Sedangkan kegiatan peduli lingkungan "ENVIROCARE" insyaAllah akan mulai dilaksanakan satu atau dua bulan ke depan dengan target mahasiswa di kampus.

Saya berharap mimpi saya bisa terwujud dan menjadi bukti konkrit bahwasannya saya juga ingin menjadi bagian dari perubahan bangsa ini menjadi lebih baik. Integritas, cendekia transformatif dan melayani akan menjadi landasan dalam mewujudkan mimpi saya. Sekian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun