puisi dan angin dalam mataku
 telah kutuntanskan menjadi rembih
 rindu yang melajang
 terkikis keruh lalu rapuh
 aku terpedaya oleh keluguan makna
 cinta ini begitu dalam membujuknya
 menghayati setiap langkah katanya
 mengikuti aroma tubuhnya dalam gerak nafasku
 tapi, sungguh aku kian terhimpit
 di sela cemburu yang berbatu-batu
 sempat aku beranjak
 lewati udara yang bisu
 coba hindari kehampaan ini
 ketika aku lewati bibir-bibir pelangi itu
 aku temukan segumpal percakapan
 tentang kesetiaan
 dan secuil kenangan tersimpan di dalamnya
 masih ada kulihat sepotong rambutnya
 tergerai dalam ladang hatiku
 sungguh kekasihku ini
 tak mudah untuk kuhapus dari ingatan
 andai saja pada suatu musim nanti
 aku tak lagi mendengar suaranya
 mungkin saja rasa ini telah tuli dan mati
2016
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI