Mohon tunggu...
kak bibin
kak bibin Mohon Tunggu... Guru - Kreatif

Kreatif cerdas cekatan

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Siapa Sebenarnya Anak Punk Ini sampai Gus Baha' Bilang "Awakmu Sak Iki Wes Kondang"?

31 Desember 2020   20:30 Diperbarui: 31 Desember 2020   21:34 634
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lanjut cerita. Saya beranikan tanya mas kok sampai ikut punk itu gimna..? dia diam sebentar sebenarnya dia gak pernah mau ceritakan kisahnya sama siapapun, namun beruntung entah kenapa dia mulai sepatah dua patah kata mulai cerita, saya cobak pancing dengan pertanyaan pertanyaan yang sekiranya si anak punk ini menjawab tanya saya dan juga pertanyaan mas jho. 

Singkat cerita si udin anak punk ini mulai menceritakan, saya sudah malang melintang di jalanan  mas dan saya juga sudah rasakan keliling Indonesia tanpa meminta uang dari orang tua ucap anak punk ini. 

Saya potong cerita anak punk sebut, aku tanya lagi mas, pas di jalan hal yang susah apa sih yang dirasakan dia  tersenyum melihatku sambil menjawab, jujur mas saya gak merasa susah, saya tanya lagi lo masak mas..? sahut udin punk beneran mas saya merasa senang terus karena kebersamaan makan bareng canda tawa bareng dan pokok happy terus, 

Setelah mulai mendalam cerita si anak punk ini. saya dan mas udin jho mulai mengarah ke pertanyaan lebih inti, mas kamu dulu juga pernah minum minuman dan pakai pil terlarang..? dengan jelas si punk menjawab pernah mas bahkan saya sampai over tapi alhamdulillah berkat orang orang sholeh yang mengajak saya ke pondok ,sekarang saya sudah tidak kecanduan , dulu mas saya kalo lagi nyandu saya tahan rasanya badan sudah tidak terkontrol tapi saya tahan bahkan saya minta di kunci di dalam mobil agar bisa keluar keringat saya, tentunya sakitnya bukan main habis keluar keringat plong agak reda sakitnya ujar si anak punk ini. 

Saya singkat yea sahabat kalo saya tulis semua kriting ranya jempol saya tapi saya pasti sambung kok cerita nya .. 

Setelah cerita tentang kecanduan dia juga mulai membahas satu persatu makna dia menato tubuhnya yang mana setiap tato mempunyai arti. 

Dari sini  dapat di ambil kesimpulan kebahagiaan tidak bisa di beli bila hanya sekedar dengan harta namun saling membantu dan mengasihi itulah kebahagiaan yang haqiqi. 

Sekian dari saya M. Tholibin. 

Wasalam

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun