Mohon tunggu...
I Wayan Alit Sudarsana
I Wayan Alit Sudarsana Mohon Tunggu... -

Hanya seorang anak Indonesia yang sedang berkelana di dunia nyata dan maya!!!

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Andai Saja Anarkisme Menyelesaikan Masalah

26 Maret 2012   06:45 Diperbarui: 25 Juni 2015   07:28 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

PENDAHULUAN

Kalau saya bilang, demokrasi di Indonesia kali ini sudah mengalami pertumbuhan. Namun, pertumbuhan ini juga memiliki positif dan negatifnya. Pertumbuhan demokrasi di Indonesia kali ini sudah memasuki fase dimana setiap orang sudah mulai sadar akan haknya, sudah memiliki akses informasi yang relative sama dan juga sudah memiliki kemampuan argumentasi (bicara) yang baik.

Dulu ketika ada permasalahan nasional, reaksi masyarakat masih terkendala beberapa hal, pertama masalah waktu, yaitu masalah waktu sampainya sebuah issue ke masyarakat luas, bisa saja sebuah issue sudah tidak menarik lagi untuk dibahas tapi baru sampai di telinga orang banyak. Kedua, walaupun sudah ada beberapa bagian masyarakat yang memilki informasi tepat pada waktunya masih juga terkendala keberanian dan kemampuan menyampaikan pendapat. Banyak masyarakat yang kala itu tidak berani ataupun tidak mampu untuk menyampaikan opini atau gagasannya.

Sekarang, kedua masalah itu tampaknya sudah teratasi. Namun, ada masalah baru yang sebenarnya bila dianalisis lebih parah dari kedua masalah diatas. Yaitu, ketika sebagian besar orang di negeri ini berbicara tanpa mendapatkan informasi yang jelas dan juga mengarah ke *anarkisme* ketika menyampaikan pendapatnya.

Yang pertama masalah informasi yang kurang atau tidak akurat. Sekarang ini, media informasi di Indonesia tengah berkembang sangat pesat. Terutama yang berkaitan dengan berita dan issue nasional. Ada stasiun televisi yang siap mewartakan berita selama 24 jam non-stop. Ada media cetak, ada media online dan ada jejaring sosial (facebook, twitter, bbm dan lain sebagainya). Dua yang disebutkan terakhir adalah yang paling menimbulkan keraguan tentang validitas berita yang disampaikan. Karena tidak jarang pesan (broadcast di bbm, status di fb, maupun twit di twitter) yang disampaikan bersifat menyesatkan dan terselubung kepentingan-kepentingan golongan tertentu didalamnya.

Yang kedua masalah “anarkisme” dalam berargumentasi. Sekarang ini masalah yang paling santer dibahas adalah masalah kenaikan harga BBM. Semua orang tentunya memiliki hak untuk menyikapi hal ini. Namun yang perlu disayangkan adalah ketika tidak ada kedewasaan dalam menyampaikan sikapnya ini.

PERGERAKAN MAHASISWA

Satu yang penulis sesalkan adalah ketika sifat  “anarkisme” dalam menyampaikan pendapat ini mulai menular dan menjamur di kalangan mahasiswa di Indonesia, utamanya di pergerakan-pergerakan kemahasiswaan. Sekarang ini acap kali kita lihat maupun kita dengar di media tentang demonstrasi atau unjuk rasa mahasiswa yang berujung pada tindakan anarkisme, mulai dari penghauncan, penjarahan, atapaun pembakaran. Terlepas dari siapa pemicu timbulnya anarkisme tersebut, seharusnya mahasiswa dapat menyalurkan aspirasinya dengan lebih terarah dan intelek agar lebih cepat mengena pada sasaran. Ada beberapa alasan kenapa anarkisme harus segera dihilangkan dari pergerakan kemahasiswaan.

Pertama, anarkisme sudah tidak cocok untuk menjadi katalisator pergerakan kemahasiswaan kekinian, karena seorang mahasiswa haruslan mengedapankan intelektualitas dalam menjalankan sebuah pergerakan.

Kedua, anarkisme tidak pernah menguntungkan masyarakat. Kebaikan untuk masyarakat adalah tujuan utama dari pergerakan kemahasiswaan, sementara pada pergerakan yang anarkitis akan berujung pada kesengsaraan masyarakat. Tidak ada masyarakat yang ingin mengulang tragedi penurunan Bung Karno 1966, maupun penurunan Pak Harto 1998.

Ketiga, pola berpikir anarkitis hanya akan melahirkan kritik saja. Sejauh ini, pergerakan yang muncul adalah pergerakan yang bersifat mengkritisi pemerintah dan selalu mengkritisi, padahal ada juga program pemerintah yang bagus dan patut di apresiasi oleh kita semua, karena apresiasi juga merupakan sebuah dorongan ke arah yang lebih baik.

PERTUMBUHAN DEMOKRASI

Namun, bukan berarti bahwa demontrasi harus dilarang di Indonesia. Demontrasi merupakan unsur yang wajib ada di alam demokrasi, bahkan harus ada sesering mungkin dan sekreatif mungkin untuk mengawal pemerintahan. Namun, yang saat ini dibutuhkan Indonesia adalah demontrasi yang positif, mendidik dan memberi solusi, jangan ujuk-ujuk ingin menurunkan pemerintah.

MASALAH KENAIKAN HARGA BBM

Kenaikan harga BBM, merupakan ujian bagi setiap pemerintahan di setiap Negara, tak terkecuali juga pemerintahan SBY periode kali ini. Jadi permasalahan ini bukanlah masalah baru, oleh karenanya semua pihak harusnya dapat lebih dewasa dalam menyikapi permasalahan yang sudah berulang-ulang kali kita hadapi. Sebenarnya naik tidak naik juga sama saja. Bila tetap, anggaran Negara akan digunakan untuk menalangi defisit APBN. Kalau naik, anggaran Negara akan digunakan untuk memberikan subsidi silang ke masyarakat. Namun, jelas kedua opsi diatas akan memiliki argumentasi dan konsekuensi yang berbeda.

Sebenarnya, masalah kenaikan harga BBM di Indonesia cuma ada satu penyebab, yaitu naiknya konsumsi BBM dunia maupun nasional. Solusi yang paling konkret bukanlah demonstrasi yang anarkis, melainkan PENGHEMATAN BBM. Kalau memang peduli dengan masyarakat, mari kita budayakan berjalan kaki atau naik sepeda. Bagi kawan-kawan mahasiswa mulailah dengan berjalan kaki ke kampus masing-masing. Jangan malah konvoi dengan motor dan mobil untuk berdemonstrasi.

Penghematan BBM sudah nyata buktinya dalam menyejahtrakan rakyat, di BALI baru saja diadakan hari raya NYEPI, yang salah satunya adalah tidak berpergian selama satu hari penuh (24 jam). Efeknya, pertamina dapat menghemat BBM sampai dengan 3000 Kilo liter hanya untuk hari itu saja dan hanya satu pulau saja (baca beritanya disini : http://www.antaranews.com/berita/302792/nyepi-di-bali-pertamina-menghemat-3000-kl-bbm), bayangkan kalau satu Indonesia bisa melakukan penghematan BBM (yang dimulai dari para mahasiswanya), cerita tentang kenaikan harga BBM bisa jadi tak pernah ada.

TREND POSITIF INDONESIA HARUS DIKAWAL

Indonesia semenjak terpuruk ditahun 1998 sudah mulai bisa tumbuh lagi, sudah mulai berkembang dan menunjukkan trend positive di setiap kehidupan. Kita semua harus optimis, terutama para generasi muda, jangan pernah mau mengkritik tanpa menyodorkan solusi. Jangan berpikir pendek hanya untuk diri sendiri saja, pikirkan juga anak dan cucu kita, bila kita selalu tidak bisa menahan amarah dan berujung pada pemikiran, ucapan dan perbuatan yang anarkis. Karena jika saja anarkisme pernah bisa menyelesaikan masalah, saya adalah orang pertama yang akan menggunakannya.

Tulisan ini sebelumnya sudah dipost di:  http://webtutorial3.blogspot.com/2012/03/andai-saja-anarkisme-menyelesaikan.html

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun