Mohon tunggu...
Eiman Furqan
Eiman Furqan Mohon Tunggu... -

penulis cilet-cilet

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Pensil Rakyat

19 September 2013   14:33 Diperbarui: 24 Juni 2015   07:40 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Inilah pensil

tempat aku menulis tentang segala hal

kamu yang dulu panjang

Kini kamu sudah pendek termakan tulisan-tulisan

Aku masih perlu kamu

untuk menulis tentang sebuah catatan –catatan yang untuk dibaca dikemudian hari

Pensilku aku akan menulis tentang pensil rakyat yang telah memakan saudara

sebangsa dan setanah air

Pensil bisa kita arahkan kemana saja

seakan mengikuti aku untuk kabarin sebuah petualangan

pengalaman pribadi atau bla..bla.

Pensil ibarat air

yang kadang-kadang butuh mengalir kemana-mana sampai kemuara sekalipun

Kadang pensil membawa berkah

sebab ia telah membuat jemari-jemari ini untuk berimajinasI

Pensil adalah media dasar dalam membuat sebuh gambar yang akan dikagumi

Sekarang pensil dibuang percuma

kamu sudah tidak berguna lagi

Masamu sudah habis hai pensil-pensil kawan sejenakku

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun