Mohon tunggu...
kakak irbah
kakak irbah Mohon Tunggu... Freelancer - content writer

Hai, sifat introvert membawaku senang dengan dunia menulis. Semoga karyaku bisa bermanfaat!

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Sekolah Rakyat Berkasta: Warisan Kolonial dalam Pendidikan

12 Januari 2025   10:01 Diperbarui: 12 Januari 2025   10:01 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
pexels.com/Rebecca Zaal sekolah rakyat berkasta

Dari perspektif politik pendidikan, kebijakan yang menciptakan sekat antara sekolah-sekolah rakyat ini adalah warisan dari sistem pendidikan kolonial yang dirancang untuk melayani kepentingan penjajah, bukan untuk kemaslahatan rakyat. Seperti yang dikatakan oleh politikus pendidikan, Dr. Nurcholis Madjid, pendidikan harus menjadi alat untuk menciptakan masyarakat yang berkeadilan dan merata, bukan alat untuk mempertahankan ketidaksetaraan.

Ketika pemerintah kolonial membangun sistem pendidikan, tujuannya lebih untuk menghasilkan tenaga kerja yang bisa mendukung perekonomian kolonial, bukan untuk memberdayakan rakyat Indonesia. Meskipun sudah merdeka, sistem yang terlanjur terbentuk ini masih sulit diubah. Infrastruktur pendidikan yang tidak merata, serta kualitas pendidikan yang tergantung pada status sosial dan ekonomi, menjadikan sekolah-sekolah rakyat hanya dapat dinikmati oleh segelintir orang saja.

Potret Pendidikan Islam: Gratis untuk Seluruh Rakyat, Tanpa Kasta

Dalam perspektif Islam, pendidikan adalah hak yang diberikan kepada setiap individu tanpa memandang status sosial, ekonomi, ataupun keturunan. Sebagaimana ditegaskan dalam berbagai teks klasik, Islam memandang ilmu sebagai kebutuhan pokok setiap umat. Tidak ada batasan dalam memperoleh pengetahuan. Bahkan, Rasulullah ï·º menyebutkan dalam hadits yang sangat terkenal, "Menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap Muslim," yang menegaskan bahwa tidak ada seorang pun yang terkecuali dari kewajiban ini.

Lebih jauh lagi, dalam sejarah peradaban Islam, Khilafah Islamiyah telah menjadi contoh nyata dari sistem pendidikan yang inklusif, tanpa diskriminasi. Di masa Khilafah, negara menyediakan pendidikan gratis bagi seluruh rakyatnya, baik itu di kota besar maupun di daerah terpencil. Tidak ada pembagian kasta dalam sistem pendidikan Islam. Semua anak, dari berbagai lapisan sosial, memiliki akses yang setara terhadap pendidikan yang berkualitas. Bahkan, ada banyak contoh dari sejarah, seperti Imam Syafi'i yang tidak hanya seorang ulama besar tetapi juga seorang ilmuwan dalam bidang astronomi, serta Ibnu Khaldun yang ahli dalam berbagai bidang ilmu, termasuk ekonomi dan sejarah. Ini menunjukkan bahwa dalam tradisi Islam, ilmu dunia dan akhirat dipandang sebagai kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.

Pendidikan yang diselenggarakan oleh negara Khilafah pada masa itu, tidak hanya fokus pada pengajaran agama, tetapi juga mencakup ilmu pengetahuan umum yang bermanfaat untuk kehidupan sehari-hari. Hal ini memberikan kesempatan bagi rakyat untuk berkembang sesuai dengan potensi masing-masing tanpa adanya batasan atau hambatan berdasarkan status sosial. Fasilitas pendidikan yang ada, seperti perpustakaan, laboratorium, dan berbagai sarana penelitian, juga disediakan tanpa biaya, mengingat bahwa pembiayaan pendidikan adalah tanggung jawab negara yang berasal dari harta yang dikelola oleh Baitul Mal (kas negara). Ini bertujuan untuk memastikan bahwa setiap individu, tanpa memandang kelas sosialnya, dapat memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan untuk menjadi pribadi yang berguna bagi umat.

Sekolah-sekolah yang diselenggarakan oleh negara Islam pada masa itu juga tidak mengenal pembatasan berdasarkan latar belakang keluarga. Semua anak, baik dari keluarga kaya maupun miskin, memiliki kesempatan yang sama untuk memperoleh pendidikan yang berkualitas, baik di tingkat dasar hingga perguruan tinggi. Ini berlawanan dengan sistem kolonial yang justru menciptakan jurang pemisah antara kelas sosial yang satu dengan yang lainnya, menciptakan sekolah-sekolah khusus untuk kalangan tertentu yang memiliki kemampuan finansial.

Pendidikan yang diterapkan dalam sistem Khilafah, yang gratis dan tanpa kasta, adalah refleksi dari prinsip Islam yang menekankan bahwa ilmu adalah hak setiap umat manusia. Oleh karena itu, meskipun Indonesia sudah merdeka, model pendidikan seperti yang diterapkan dalam sistem Khilafah menjadi contoh ideal yang patut dicontoh. Melalui pendidikan yang merata, tanpa sekat kasta, masyarakat akan bisa berkembang secara maksimal, mengakses ilmu pengetahuan tanpa hambatan biaya, dan pada akhirnya menciptakan bangsa yang lebih maju dan beradab.

Pendidikan tanpa kasta seperti yang diajarkan dalam Islam, memberikan peluang bagi semua individu untuk mencapai potensi terbaik mereka. Hal ini tidak hanya penting untuk kemajuan individu, tetapi juga untuk kemajuan negara secara keseluruhan. Negara yang mampu memberikan pendidikan yang merata dan berkualitas bagi seluruh rakyatnya, tanpa memandang latar belakang ekonomi, adalah negara yang mampu mengembangkan masyarakat yang lebih cerdas, produktif, dan berkeadilan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun