Mohon tunggu...
kakak irbah
kakak irbah Mohon Tunggu... Freelancer - content writer

Hai, sifat introvert membawaku senang dengan dunia menulis. Semoga karyaku bisa bermanfaat!

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Overthinking Musuh dalam Selimut yang Bisa Dikalahkan dengan Mindfulness

5 Desember 2024   11:42 Diperbarui: 5 Desember 2024   12:06 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
pexels.com/KATRIN BOLOVTSOVA  overthinking mindfulness

Pernah nggak sih, kamu duduk sendiri, lalu pikiranmu tiba-tiba berlarian seperti anak kecil yang tak mau diam? Misalnya, saat harus memutuskan sesuatu, kamu malah memikirkan semua kemungkinan terburuk. 

"Gimana kalau gagal? Gimana kalau orang lain nggak suka? Apa aku udah cukup baik?" Akibatnya, bukannya bertindak, kamu malah terjebak dalam lingkaran keraguan. Kalau ini terasa familiar, berarti kamu sedang menghadapi overthinking.

Overthinking bukan sekadar berpikir terlalu keras. Ini adalah kebiasaan merenungkan sesuatu hingga membuat pikiran lelah, waktu terbuang, dan emosi negatif meningkat. Kita sering tak sadar bahwa kebiasaan ini bisa merusak produktivitas, kesehatan mental, bahkan hubungan sosial. Namun, ada solusi sederhana yang dapat membantu: mindfulness.

Apa Itu Mindfulness?
Mindfulness adalah kemampuan untuk sepenuhnya hadir di saat ini, tanpa menghakimi atau membiarkan pikiran terjebak di masa lalu dan masa depan. Metode ini telah terbukti secara ilmiah mampu mengurangi kecemasan dan meningkatkan fokus. Saat pikiran dipenuhi "bagaimana jika" atau "seandainya", mindfulness mengajarkan kita untuk menyadari bahwa kita sedang overthinking dan membawa perhatian kembali ke saat ini.

Sebagai contoh, coba ingat momen ketika kamu merasa cemas karena khawatir pekerjaanmu tidak sempurna. Pikiranmu mungkin berlarian membayangkan bos yang kecewa atau komentar rekan kerja yang menyakitkan. Di sini, mindfulness bisa membantu dengan teknik sederhana: tarik napas dalam-dalam, rasakan udara masuk dan keluar, lalu fokus pada langkah kecil yang bisa kamu ambil sekarang. Pikiran negatif itu hanya ada di kepala---realita mungkin tidak seburuk yang kamu bayangkan.

Cara Praktis Memulai Mindfulness untuk Melawan Overthinking

  1. Meditasi Singkat
    Luangkan 5-10 menit setiap hari untuk duduk diam dan fokus pada napas. Jika pikiranmu mulai mengembara, kembalikan perhatian ke napasmu.

  2. Jurnal Refleksi
    Setiap kali merasa cemas atau terjebak dalam overthinking, tuliskan apa yang kamu rasakan. Ini membantumu melihat pola pikir berlebihan dan melepaskannya.

  3. Fokus pada Aktivitas Sehari-hari
    Saat makan, fokuslah pada rasa makanan. Saat berjalan, perhatikan langkahmu. Mindfulness bisa diterapkan kapan saja dan di mana saja.

Manfaat yang Akan Kamu Rasakan
Dengan latihan mindfulness, kamu akan merasa lebih tenang dan mampu menghadapi masalah tanpa terjebak dalam drama pikiran sendiri. Ini adalah cara sederhana namun ampuh untuk menghadapi hidup dengan lebih percaya diri.

Hidup Tenang Tanpa Overthinking, Pasti Bisa!
Jika kamu merasa sering dikuasai pikiran negatif dan ingin solusi praktis untuk menjalani hidup dengan lebih tenang, aku punya kabar baik! Aku telah menulis eBook berjudul Hidup Tenang Tanpa Overthinking, Pasti Bisa! yang membahas cara mudah mengatasi overthinking, tetap produktif, dan bersyukur dengan mindfulness. Ada juga contoh jurnal menarik yang bisa kamu praktikkan langsung.

Klik link  https://s.id/ebookOverthinking  mendapatkan eBook-nya dan mulai perjalananmu menuju hidup yang lebih tenang. Jangan biarkan overthinking mencuri kebahagiaanmu! Eits bonus journal kece lagi. Asik kan?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun