Berikut adalah beberapa kebijakan dalam sistem Islam yang dapat diterapkan untuk memastikan keamanan pangan dan kesehatan anak:
- Regulasi Ketat untuk Industri Makanan Â
 Negara harus memiliki regulasi yang mengatur agar produk makanan yang beredar memenuhi kriteria halal, tayib (baik), dan aman. Regulasi ini memastikan bahwa setiap makanan yang beredar tidak mengandung bahan berbahaya, bebas dari zat haram, dan tidak berpotensi memicu penyakit. Ini bertujuan agar masyarakat, terutama anak-anak, hanya mengonsumsi makanan yang sesuai standar kualitas tinggi.
- Pengawasan Ketat melalui Lembaga Al-HisbahÂ
 Al-hisbah merupakan lembaga negara yang bertugas mengawasi aktivitas ekonomi, termasuk produksi makanan dan minuman. Lembaga ini berperan aktif dalam mengontrol kualitas pangan, mencegah kecurangan, dan menindak tegas pelanggar ketentuan. Fungsi al-hisbah ini memungkinkan negara untuk secara proaktif mencegah produk-produk berbahaya beredar luas di masyarakat.
- Edukasi dan Penyuluhan yang HolistikÂ
 Edukasi tentang pangan sehat harus dilakukan secara holistik dan terus-menerus, melibatkan berbagai pihak seperti lembaga kesehatan, media massa, dan sekolah-sekolah. Edukasi ini bisa berupa kampanye melalui media digital, konten edukatif di sekolah, dan seminar untuk orang tua. Hal ini untuk memastikan bahwa masyarakat, khususnya anak-anak, memiliki pemahaman yang benar tentang pentingnya pangan yang aman dan sehat.
- Penindakan Tegas Terhadap Pelanggar Â
 Negara harus memberikan sanksi tegas kepada pelanggar regulasi pangan, baik itu produsen, distributor, maupun pihak yang bertanggung jawab dalam pengawasan yang lalai. Penindakan ini bukan hanya bertujuan menghukum pelanggar, tetapi juga mencegah kasus serupa terulang kembali. Dalam sistem Islam, tindakan tegas seperti ini merupakan wujud dari keadilan dan perlindungan terhadap masyarakat.
Dengan menerapkan kebijakan ini, negara bukan hanya sekadar mengawasi, tetapi juga melindungi masyarakat secara menyeluruh dari potensi bahaya pangan. Pendekatan ini akan menciptakan kondisi di mana produk yang beredar di pasaran benar-benar aman, sehat, dan sesuai dengan prinsip-prinsip Islami.
4. Tanggung Jawab Negara dalam Sistem Islam
Dalam sistem Islam, tanggung jawab penguasa terhadap keamanan dan kesehatan rakyatnya sangat besar. Penguasa yang lalai dalam menjalankan tugas akan dimintai pertanggungjawaban, baik di dunia maupun di akhirat. Oleh karena itu, memastikan keamanan pangan anak bukan sekadar masalah regulasi, melainkan juga kewajiban agama yang memiliki dimensi sosial yang luas. Setiap anak yang terlindungi dari produk berbahaya adalah bukti riayah (perlindungan) yang sejati dari negara.
Kesimpulan
Fenomena keracunan dan penyebaran produk pangan berbahaya yang berulang di Indonesia menunjukkan lemahnya pengawasan dan tanggung jawab negara dalam melindungi anak-anak. Dalam sistem kapitalisme sekuler yang membatasi peran negara hanya sebagai regulator, masalah ini akan terus terulang. Sebaliknya, sistem Islam menawarkan pendekatan yang menyeluruh dan lebih bertanggung jawab dalam melindungi rakyat, dengan regulasi ketat, pengawasan melalui lembaga khusus, dan edukasi masyarakat secara berkelanjutan.
Ke depan, negara harus mempertimbangkan reformasi menyeluruh yang menjadikan keamanan pangan sebagai prioritas utama, terutama bagi anak-anak. Dengan penerapan kebijakan yang tegas, terintegrasi, dan sistemis, masalah pangan berbahaya bisa dicegah sehingga anak-anak sebagai generasi penerus bangsa tumbuh dengan sehat dan terjamin dari bahaya pangan yang tidak aman.***
ÂBaca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H