Mohon tunggu...
kakak irbah
kakak irbah Mohon Tunggu... Freelancer - content writer

Hai, sifat introvert membawaku senang dengan dunia menulis. Semoga karyaku bisa bermanfaat!

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Momen Maulid: Saatnya Kembali Meneladai Kepemimpinan Nabi SAW

15 September 2024   06:09 Diperbarui: 15 September 2024   06:09 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Maulid Nabi Muhammad SAW adalah salah satu momen penting bagi umat Islam di seluruh dunia, terutama di Indonesia. Setiap tahun, perayaan Maulid Nabi menjadi kesempatan bagi kaum muslimin untuk mengenang kelahiran Nabi SAW dan menggali teladan kepemimpinannya. Momen ini tak hanya dimaknai sebagai ritual keagamaan semata, tetapi juga sebagai waktu yang tepat untuk merefleksikan nilai-nilai kehidupan yang beliau bawa, terutama dalam hal kepemimpinan.

Bagi masyarakat Indonesia, khususnya di pedesaan, perayaan Maulid Nabi sering disambut dengan penuh suka cita. Dari anak-anak hingga orang dewasa, semua menantikan perayaan yang tidak hanya menjadi ajang memperkuat keimanan, tetapi juga sebagai momen kebersamaan dan gotong-royong. Namun, di balik itu semua, ada kerinduan mendalam akan sosok pemimpin yang meneladani sifat-sifat Nabi Muhammad SAW.

Kerinduan Akan Sosok Pemimpin yang Meneladani Nabi SAW

Di tengah dinamika politik dan pergantian kepemimpinan, masyarakat sering kali merasa kehilangan sosok pemimpin yang benar-benar mampu meneladani kepemimpinan Rasulullah SAW. Nabi Muhammad SAW adalah contoh pemimpin yang mengayomi, adil, bijaksana, serta penuh kasih sayang terhadap umatnya. Di saat negeri ini dihadapkan pada berbagai persoalan sosial dan politik, kerinduan akan pemimpin seperti Nabi SAW semakin terasa.

Tidak heran, ketika negeri ini dihadapkan dengan berbagai persoalan, termasuk kabar terbaru mengenai calon wakil presiden yang diisukan memiliki akun media sosial kontroversial, banyak yang meragukan kemampuan dan kualitas kepemimpinan yang akan datang. Di saat seperti ini, momen Maulid Nabi menjadi pengingat betapa pentingnya meneladani kepemimpinan Nabi SAW dalam mengayomi dan memimpin umat.

***

Sebagai seorang muslim, ada beberapa hak Nabi Muhammad SAW yang harus dipenuhi oleh umatnya, terutama dalam konteks mencintai dan meneladani beliau. Di antaranya:

1. Mencintai Nabi Melebihi Segala Sesuatu

Cinta kepada Nabi SAW haruslah melebihi cinta kepada harta, keluarga, atau bahkan diri sendiri. Allah SWT berfirman dalam QS At-Taubah ayat 24 yang menegaskan bahwa cinta kepada Rasulullah harus lebih besar dari cinta terhadap hal-hal duniawi. Mencintai Nabi SAW adalah bagian dari iman, sebagaimana sabda beliau, "Tidak beriman salah seorang di antara kalian hingga aku lebih dicintai daripada bapaknya, anaknya, dan seluruh manusia" (HR Al-Bukhari).

2. Membuktikan Kecintaan Kepada Nabi

Mencintai Nabi SAW bukan hanya ucapan, tetapi harus diwujudkan dalam tindakan nyata. Mengikuti sunah Nabi, menaati perintahnya, serta menjauhi larangannya adalah bentuk nyata cinta kepada beliau. Al-Qadhi 'Iyadh menjelaskan bahwa bukti cinta kepada Nabi SAW adalah meneladani beliau dalam segala aspek kehidupan, baik dalam suka maupun duka.

3. Mengikuti Sunah Nabi dalam Politik dan Pemerintahan

Salah satu bentuk cinta kepada Nabi SAW adalah dengan menghidupkan sunahnya, termasuk dalam hal politik dan pemerintahan. Nabi Muhammad SAW menekankan pentingnya meneladani beliau dan para Khulafaurasyidin dalam menjalankan pemerintahan yang adil dan berdasarkan pada syariat Islam. Dalam sebuah hadis, Nabi SAW berpesan agar umat Islam mengikuti sunah beliau dan para khalifah yang mendapat petunjuk, serta menjauhi bidah yang menyimpang dari ajaran Islam.

***

Kepemimpinan yang berpegang teguh pada ajaran Islam adalah kepemimpinan yang diridhoi oleh Allah SWT. Para pemimpin yang adil dan bijaksana akan membawa kemakmuran dan kedamaian bagi umatnya. Sebaliknya, pemimpin yang meninggalkan syariat Islam akan membawa umat kepada kehancuran.

Dalam konteks politik modern, umat Islam harus selalu mengingat pentingnya memilih dan mendukung pemimpin yang meneladani kepemimpinan Nabi SAW. Pemimpin yang adil, jujur, dan berintegritas adalah cerminan dari ajaran Islam yang mulia.

Momen Maulid Nabi SAW adalah waktu yang tepat untuk merenungkan kembali nilai-nilai kepemimpinan yang diajarkan oleh Rasulullah. Dengan meneladani beliau, kita bisa membangun masyarakat yang lebih adil, sejahtera, dan damai. Selain itu, meneladani kepemimpinan Nabi SAW juga berarti menegakkan keadilan dan kebenaran dalam setiap aspek kehidupan, termasuk dalam politik dan pemerintahan.

Pada akhirnya, mencintai Nabi SAW tidak hanya terwujud dalam peringatan Maulid semata, tetapi juga dalam tindakan nyata yang mencerminkan ajaran-ajaran beliau. Dengan demikian, umat Islam dapat menjadi contoh kebaikan dan keteladanan bagi seluruh umat manusia.

Momen Maulid Nabi adalah pengingat bagi kita semua untuk kembali meneladani kepemimpinan Rasulullah SAW. Di tengah berbagai persoalan yang dihadapi bangsa ini, umat Islam harus berpegang teguh pada ajaran beliau dan berusaha menerapkan nilai-nilai kepemimpinan yang beliau wariskan. Dengan begitu, kita dapat menghadirkan kepemimpinan yang adil, bijaksana, dan mengayomi, sebagaimana yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW.

Nilai-nilai kepemimpinan Nabi yang berdasarkan pada syariat Islam adalah solusi bagi umat untuk menghadapi berbagai persoalan yang ada. Mari jadikan Maulid Nabi sebagai momentum untuk kembali kepada ajaran beliau dan menegakkan keadilan di tengah-tengah kita.***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun