Mohon tunggu...
Boby Piliang
Boby Piliang Mohon Tunggu... Jurnalis - Asisten Staf Khusus Ketua DPD RI

Asisten Sefdin Saefuddin (Staf Khusus Ketua DPD RI AA LaNyalla Mahmud Mattalitti)

Selanjutnya

Tutup

Politik

Agus - Sylvi, Latecomer but Finish First

9 Desember 2016   12:57 Diperbarui: 9 Desember 2016   15:24 486
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam dua pekan terakhir kita disajikan publikasi dari beberapa kembaga survey terkait pilihan politik warga DKI dalam Pilkada Ibukota yang sedang berlangsung. Sebagaimana diketahui, Lembaga Konsultan Politik Indonesia (Dendy Susianto), Lembaga Survey sekelas Lingkaran Survey Indonesia (LSI-Denny JA), Indikator Politik Indonesia (Burhanuddin Muhtadi), Poltracking (Hanta Yuda) dan terakhir Charta Politica (Yunarto Wijaya) sudah merilis hasil polling yang mereka lakukan di awal bulan November 2016 ini. Hasinya-pun sudah bergelenggang mata, pasangan Cagub/Cawagub nomor urut satu Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni menempati urutan teratas dan memimpin di hampir semua polltster.

Meski tidak terlalu signifikan, kemenangan AHY-Sylvi ini tidaklah mengejutkan. Maju sebagai Cagub/Cawagub di hari terakhir pendaftaran di KPU Jakarta, AHY-Sylviana langsung berlari kencang menggelar sosialisasi ke beberapa kantong pemilih. Agus Si Perwira muda TNI yang berbalik arah menjadi sipil di usia emas, tau betul bagaimana meraih simpati pemilih Ia juga tidak salah memilih pasangan, Seorang Sylviana Murni, Birokat senior di Pemprop DKI dengan pendidikan setara S3 dan pengalaman birokrasi mumpuni ia gandeng ke pentas Pilkada DKI. Hasilnya, seimbang, Agus dan Sylvi menempati posisi teratas mengalahkan Calon petahana pasangan Basuki – Djarot (BADJA).

Peralanan Agus meraih posisi teratas justru di jajaran lembaga survey, justru tidak membuat penyandang gelar Master of Public Administration dari John F Kennedy School of Government, Harvard University  jumawa. Dalam suatu kesmepatan, Agus justru mengaku fokus memenangkan Pilkada sebenarnya daripada meraih posisi pertama di survey-survey para peneliti politik. Agus berujar, “ Saya bukan Gubernur Survey”.

Sebagai latecomer, jelas Agus khawatir akan tersalip di lap lap terakhir Pilkada. Di hadapannya, tikungan tajam dan belokan maut menunggu. Lawannya-pun tentu tidak mau begitu saja menyerahkan podium. Saling serang diantara para pasangan Cagub/Cawagub mulai memanaskan suasana. Tim hora hore di Medsos pun tak kalah beringas. Agus diserang luar dalam, Ayahnya dibully, Adiknya dicemooh, bahkan lebih dari itu, harta yang dilaporkannya ke KPK dipertanyakan barisan hatters.

Tapi Agus bukan anak kemaren sore di pentas nasional. Meski berusia muda, baru menginjak 38 tahun dan berangkat Mayor, Agus tidak mudah dgoyang begitu saja. Berbekal pengalaman dan ilmu yang diperlajarinya di kampus kampus terkemuka, Agus diyakini mampu melewati tikungan maut di lap lap terakhir menuju finish Pilkada 15 Februari 2017 yang akan datang.

Agus dan Sylvi aktif turun ke masyarakat mencatat semua masukan dari warga yang didatangi dan ditemui. Agus mencatat sendiri. Masalah Air bersih, Pengelolaan Lingkungan, Sampah bahkan sampai pendidikan anak di usia dini. Harapan dan masukan ditulis di catatan kecil yang tersimpan di kantong celana tacticoolnya. Pun demikian dengan Sylvi, berbekal pengalaman sebagai birokrat bidang perencanaan selama dua dekade lebih membuatnya leluasa bergerak ke masyarakat. Sylvi-pun sesekali menyerang mantan atasannya Sang Gubernur Petahana. Mulai dari pembangunan Masjid Sudirman di Komplek perkantoran WTC jalan Sudirman Jakarta yang di klaim pendukung sang Petahana sebagai karya sang calon dibanah Sylvi. Serta banyak lainnya.  

Agus dan Sylvi kini berpacu dengan waktu, tersisa hanya dua bulan untuk terus mempertahankan hasil dan meningkatkan elektabilitas mereka. Pasagan lain juga tentu tdak mau diam diri. BADJA dan ANIES – SANDI UNO tidak akan menyerah begitu saja. Perang masih lama. Fans Hora Hore juga masih bertenaga dan bersemangat.

Berkaca pada hasil survey yang sudah diumumkan, angka undecided voters masih tinggi yaitu pada kisaran 15 – 17 persen. Artinya ceruk pemilih masih terbuka. Agus dan Sylvi harus bisa menjabarkan program kerja mereka kepada pemilih Jakarta.  Khususnya kepada pemilih di lingkungan bawah. Pemberian dana bantuan usaha sebesar Rp. 50 juta kepada UMKM harus dijelaskan dengan baik dan dapat difahami. Pun demikian dengan dana pemberdayaan RW sebesar Rp. 1 Milyar per tahun. Dan yang terpenting adalah isu penataan lingkungan. Ingat warga Jakarta saat ini, khususnya yang bertempat tinggal diperkampunan alergi dan parno dengan penggusuran. Cagub petahana sudah dicap sebagai Gubernur yang gemar menggusur.

Pidato Agus di Tanjung Priok Dua pekan lalu bahwa ia menolak penggusuran menjadi kunci dan dipegang oleh warga. Agus menyebutkan bahwa memindahkan warga juga harus sekaligus memindahkan nyenyak tidur mereka menjadi “obat penenang” bahwa memindahkan warga bukan untuk kepentingan sesaat, namun untuk menata kota Jakarta dan memberikan kenyamaman kepada warganya.

Rillis Survey Apakah Petakut Atau Penambah Semangat ?

Sejenak mari kita beralih ke hasil survey Pilkada. Semua lembaga survey menempatkan pasangan AHY-Sylvi di posisi nomor satu, Duo petahana Basuki – Djarot di posisi kedua dan penantang lainnya Anies R Baswedan – Sandiaga Uno di posisi ketiga. Tidaklah perlu pula mengkritisi lembaga survey itu, sebab sebagai peneliti politik, mereka faham benar cara metode yang dpakai dalam melaksanakan polling. “Rumus statistik tidak bisa diingkari” itu kata teman saya yang sarjana Statistik di IPB. Ya benar itu, sepakat saya. Tapi, tentu hasil survey tidak lepas dari struktur pertanyaan yang disusun dalam quisioner yang dibacakan dihadapan responden.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun