Seorang Menteri jadi kepala daerah atau sebatas calon bukan hal yang asing di Indonesia. Sudah ada beberapa contoh, sebut saja Saifullah Yusuf, mantan Menteri Negara Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal pada kabinet Indonesia Bersatu (era SBY) yang saat ini menjabat sebagai Wakil Gubernur Jawa Timur.
Selanjutnya ada mantan Menteri Kehutanan dan Perkebunan, Nur Mahmudi Ismail (era Gusdur) yang baru saja turun dari tahtanya sebagai Walikota Depok. Kalau yang sedang mencalonkan diri saat ini ada Anies Baswedan, mantan Menteri Pendidikan Nasional dan Suswono, mantan Menteri Pertanian (era SBY).
Jika berpedoman kepada nomor plat kendaraan, maka Menteri adalah orang-orangnya yang menggunakan plat mobil RI. Artinya mereka adalah orang-orang terpilih dan mendapat fasilitas lebih dari negara.
Kita kupas satu persatu, pertama Saifullah Yusuf. Gus Ipul adalah nama panggilan sehari-sehari Wagub Jatim ini, dia menjadi orang nomor 2 di daerah yang mempunyai jumlah penduduk terbanyak di Indonesia. Di era otonomi daerah, peran pemerintah daerah lebih besar.
Meski “turun” jabatan dari menteri menjadi Wagub, tapi dengan potensi daerah dan luasnya wilayah membuat “harga diri” Gus Ipul tidak jatuh. Karena dengan bisa menguasai Jawa Timur, maka posisinya sama dengan menguasai seluruh pulau Sumatera jika berkaca pada jumlah penduduk atau suara pemilih.
Lalu Nur Mahmudi Ismail. Mantan Presiden Partai Keadilan (PKS) yang menjadi Walikota Depok selama dua periode dan baru habis masa jabatan pada tahun 2015 lalu. Turun pangkatnya sang mantan Menteri menjadi Walikota ternyata terbawa pada keberhasilannya memimpin. Anggota DPRD Depok dan masyarakat banyak menilai pembangunan Depok selama dipimpin Nur Mahmudi terjun bebas. Silpa APBD Depok juga besar, hal itu menunjukkan tidak matangnya perencanaan.
Selain itu, kontroversi terkait dengan peristiwa tabrak “lari” Nur Mahmudi terhadap pengendara sepeda motor menambah daftar tinta hitamnya.
Kita beralih ke mantan Menteri yang baru akan jadi calon. Mulai dari Anies Baswedan. Banyak yang mempertanyakan kenapa mau seorang Anies menjadi seorang calon Gubernur di DKI. Jawabannya sederhana sekali, Jakarta merupakan kota terpenting di Indonesia. Daerah yang jadi referensi dari Indonesia, jika mampu membenahi Jakarta maka bisa jadi batu loncatan ke level nasional. Hal itu sudah dibuktikan oleh Presiden Joko Widodo.
Lalu Suswono. Sosok yang kini maju di Pilkada Brebes. Seorang mantan Menteri mau maju di daerah yang selama ini lebih terkenal dengan bawang, telur asin dan arus mudik saja. Lalu apa yang dicari Suswono di Brebes ?. Jika berkaca pada kemampuan memimpin, selama menjadi Menteri, Suswono lebih banyak disorot dari kasus impor sapi dan langkanya kedelai dibandingkan dengan terobosannya. Saat maju di Pileg 2014 yang lalu, Suswono juga gagal ke Senayan.
Keputusan Suswono maju dilevel kabupaten itu bikin malu atau hebat. Karena kesannya lebih kepada rakus terhadap jabatan.
Dari pengalaman mantan Menteri yang pernah jadi kepala daerah. Jabatan yang pernah disandang tidak menjadi jaminan sosok tersebut bakal mampu memimpin daerah.