Baru-baru ini saya menemukan komentar aneh dari Kompasianer Terumbu di tulisannya mbak Mike Reyssent yang berjudul Prahara Pasti Menang. Bikin geleng-geleng kepala sih komentarnya, coba saja perhatikan :
Kadang saya heran kenapa masih ada yang menganggap cara kekanak-kanakan ini berhasil mempengaruhi orang lain. Tapi ya sudahlah, toh tiap orang bertanggung jawab terhadap perbuatannya masing-masing.
Nah, yang bikin saya terkejut ternyata pendukung capres Prabowo Subianto termakan isu ini, dan memutuskan untuk mengerahkan ribuan massa dan bertindak mengambil alih tugas aparat keamanan dengan mengawal KPU. Hal ini dinyatakan oleh Dewan Penasihat Tim Pemenangan Prabowo-Hatta, Yunus Yosfiah, seusai Apel Siaga Relawan Prabowo-Hatta di kawasan Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta, kemarin. (sumber Kompas.com)
Untungnya timses Jokowi justru bersikap lebih bijak menanggapi isu ini dengan melarang pendukungnya turun ke jalan saat pengumuman KPU nanti. Relawannya bahkan menggelar aksi simpatik "Senin Batik" sebagai bentuk dukungan moril Jelang 22 Juli. Tindakan ini saya nilai lebih pas untuk meredakan tensi politik yang sedang panas belakangan ini. Saya dan isteri pun akhirnya memutuskan untuk memensiunkan baju kotak-kotak kami dan bersiap menggunakan batik hari senin nanti. (Pensiun ya, bukan diberhentikan dengan hormat).
Sebagai penutup, saya ingin kembali mengingatkan bahwa negara ini masih punya presiden. Keamanan KPU masih menjadi tanggung jawab penuh aparat keamanan dan presiden sebagai atasannya. Saya masih percaya bahwa presiden kita mampu menjamin keamanan KPU, dan bagi yang tidak mempercayai presiden tolong tidak melakukan tindakan konyol yang justru malah merepotkan aparat keamanan kita.
Ingat :
SBY sampai saat ini masih Presiden Republik Indonesia
Jokowi sampai saat ini masih Gubernur DKI
dan...
Prabowo sampai saat ini masih belum bisa menerima kenyataan.. hehehe...
Selamat Malam..
