Mohon tunggu...
Kaka Czeto
Kaka Czeto Mohon Tunggu... pegawai negeri -

anak pertama dari dua bersaudara

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Anak Saya Nanti Ikut-ikutan Merokok Kayak Bu Susi

28 Oktober 2014   17:09 Diperbarui: 17 Juni 2015   19:27 380
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="" align="aligncenter" width="870" caption="Susi Pudjiastuti di Singapore Air Show 2009 (sumber : twitter @RonaldAndretti) "][/caption] Mengamati berbagai komentar negatif di media sosial tentang Susi Pudjiastuti akhir-akhir ini memang membuat saya geleng-geleng kepala karena beberapa diantaranya justru mengecilkan peran orang tua dan guru bagi anak. Beberapa orang yang mengaku orang tua bertutur tentang kekuatiran mereka soal anak-anaknya (dan mungkin anak-anak orang lain juga) akan meniru bu Menteri ini untuk putus sekolah, bikin tato dan merokok. Karena yang cuma punya ijazah SMP, tatoan dan merokok saja bisa jadi menteri. Yang mengaku guru ada yang mengeluh : Apa yang harus saya sampaikan jika besok murid-murid saya bertanya "Menteri saja boleh ngerokok, kenapa kami gak boleh?" atau "Berarti Tatto itu bukan sesuatu yang buruk, buktinya Ibu-Ibu tatto-an aja bisa jadi Menteri" -dikutip dari sebuah blog- Nah bapak, ibu dan para guru sekalian keluhan macam ini yang saya sebut dari awal "mengecilkan peran orang tua dan guru". Karena anak-anak mudah sekali meniru tanpa memfilter maka andalah yang menjadi filter bagi mereka. Andalah yang memberi penjelasan tentang baik-buruknya sesuatu pada anak-anak. Kalau sampai anak-anak meniru kebiasaan buruk seseorang apalagi yang tidak mereka kenal, maka andalah orang-orang yang sepatutnya dipertanyakan perannya dalam mendidik anak-anak ini. Saya yakin tiap tokoh ternama di dunia ini punya kebiasaan buruk dan sisi gelap selain dari kebaikannya. Maka itu penting untuk mengajarkan "ambil yang baik, buang yang buruk" pada anak. Memperkenalkan seorang tokoh panutan tanpa mengajarkan hal ini hanya akan membuat anak-anak menjadi penganut "taklid buta" -pinjam istilah dari beberapa penulis di Kompasiana, semoga tidak salah pakai- Akhir kata, Bu Susi Pudjiastuti ini perokok, ini fakta dan kita tidak bisa melarangnya. Tapi jangan takut anak anda akan melihat ibu ini merokok di media penyiaran karena setahu saya ada larangan menampilkan orang merokok. Kalau sampai media-media tersebut menyiarkan, maka KPI harusnya bereaksi. Btw, saya tidak merokok dan saya tidak ingin anak-anak saya merokok. Tapi saya lebih tidak ingin mereka merendahkan karakter orang lain hanya karena orang itu merokok.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun