semakin dekat waktu pelaksanaan piala AFF semakin ramai saja kanal bola kompasiana, penulis-penulis pun semakin bertambah banyak, bisa jadi akan semakin terus bertambah hingga pelaksanaan piala AFF berlangsung nanti, dan semakin susah pula membuka kompasiana via hape karena tulisan yang terus up to date. ini membuktikan bahwa sepakbola masih menjadi primadona di banding olahraga yang lain, apalagi berita tentang timnas yang selalu di nanti, baik itu oleh pencinta timnas ataupun pencinta klub.
seperti yang kita ketahui, sampai saat ini kerja PSSI selalu di recoki oleh sekelompok orang yang menyebut diri sebagai Komite Penyelamat Sepakbola Indonesia ( KPSI ), mulai dari mencoba mengkudeta ketum PSSI, membuat liga tandingan, menghasut suporter klub ISL secara terorganisir via corong medianya, mencoba membajak klub-klub dan pemain IPL, menahan pemain agar tidak bergabung dengan timnas, mencoba mempengaruhi FIFA dan AFC ( tapi gagal total ), memaksakan kehendak di JC, memelintir MoU, membentuk timnas gadungan, membohongi publik tentang kondisi sepakbola nasional, menjebak pemain nasional agar tidak bisa bergabung dengan timnas, mempengaruhi menegpora agar tidak memberi dana untuk timnas ( ga ngaruh tuh, timnas tetap berangkat ke piala AFF ), dan yang terakhir, mencoba bermuka manis dengan berpura-pura akan melepas pemain ISL ke timnas, asallllll ..... pelatih Alfred rieddle masuk jajaran pelatih dan pemain ISL di jamin jadi pemain inti, ga salah tuh ? kembali ke masa lalu ? pemain dan pelatih titipan ?
kenapa PSSI tidak bertindak tegas dengan langsung membubarkan KPSI secepatnya dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya sampai ke akar-akarnya, sayang sekali itu tidak dapat di lakukan, PSSI sama sekali tidak mempunyai kewenangan untuk membubarkan KPSI, kenapa ? karena KPSI beda dengan PSSI, KPSI bukan di bawah PSSI, dan juga bukan mitra PSSI. hal terbaik yang bisa di lakukan PSSI adalah memberhentikan dengan tidak hormat anggota-anggotanya yang dengan terang benderang membelot ke KPSI, dan mengganti dengan kepengurusan yang baru. ibarat kalau kita punya pegawai tapi sudah pindah kerja dan sudah punya bos baru, bagaimana mungkin kita masih bayar gajinya dan dia masih ngantor di tempat kerja yang lama, itu namanya tidak tahu diri dan tidak tahu malu. begitu pula dengan KPSI, bukankah mereka dengan percaya diri mengatakan bahwa mereka di dukung oleh masyarakat bola Indonesia ( yang bajunya kuning dan hitam oranye mungkin ), mengapa tidak langsung mendaftarkan diri ke FIFA, bahwa KPSI adalah tempat bernaungnya klub-klub yang sudah tidak mau berada di bawah PSSI. soal di terima/diakui atau tidaknya merupakan keputusan FIFA, ya itu kalau mereka merasa memang benar dan tidak ada yang ditutupi, tapi nyatanya mereka cuma berani sama PSSI, sama saudara sendiri, karena merasa punya dukungan dari balik pohon rindang.
demikian pula dengan klub-klub yang memilih untuk berada di bawah KPSI, sebaiknya segera memproklamirkan bahwa kalian keluar dari keanggotaan PSSI, itu lebih baik dan berwibawa, daripada tetap mendua ( ingin tetap di dalam PSSI tapi mengikuti perintah KPSI ), jadi PSSI tidak usah pusing mengurusi klub ISL lagi. pasti banyak yang tidak setuju nih ....
untuk timnas dan coach Nil, jangan menyerah dengan kondisi yang ada, rakyat Indonesia akan mendukung kalian, kalau bisa, jangan lagi tambah pemain dari ISL, cukup sudah mereka mempermainkan timnas, pemain yang sudah terkumpul cukup untuk berlaga di piala AFF. untuk PSSI, jangan mau bernegoisasi dengan mafia, lawan terus.
adalah fakta bahwa PSSI tidak bisa membubarkan KPSI, FIFA pun tidak akan bisa, cuma bisa memberikan sanksi kepada individu yang bersangkutan. siapa yang bisa membubarkan KPSI ? cuma pemerintah yang bisa membubarkan gerombolan pengacau ini. tapi .... tahu sendiri kan situasinya.
semoga Indonesia juara piala AFF 2012, maju terus garuda ku !!!!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H