Mohon tunggu...
Patra Jasa
Patra Jasa Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Skenario Mangkrak dan Klaim Kesuksesan

11 Juli 2017   16:15 Diperbarui: 12 Juli 2017   10:14 3749
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Layakkah Klaim Kesuksesan Sendirian?

Saat saya membaca berita di detik, tertulis telah rampung sebanyak 20 Proyek Strategis Nasional (PSN) yang masuk dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 3 Tahun 2016 tentang Percepatan Pelaksanaan PSN. Pada deretan pertama saya membaca ada jalan tol Gempol-Pandaan. Ternyata jalan tersebut pemancangan tiang pertama dilakukan pada 5 April 2012 oleh Wakil Menteri Pekerjaan Umum Hermanto Dardak, Gubernur Jawa Timur Soekarwo. Rencananya mulai beroperasi Maret 2015. Dan diresmikan oleh Jokowi pada tahun 2015. Pembangunan jalan tol ini menghabiskan anggaran Rp 1,472 triliun.

Yang membuat saya bingung, kenapa jalan yang telah dimulai pengerjaannya sejak tahun 2012 dan diresmikan tahun 2015, masuk dalam Perpres tahun 2016. Dan pengerjaan jalan tersebut sesuai dengan target awal yaitu tahun 2015, dan tidak layak diklaim sepihak oleh Jokowi saja. Karena andil pemerintahan sebelumnya juga besar, karena merintis sejak dari surat menyurat, pembebasan lahan hingga anggaran.

Lalu terdapat juga bendungan Paya Seunara, Aceh. Setelah saya cek, ternyata mulai dibangun pada 2001, dan hampir selesai pada 2006 namun bendungan tersebut kembali diperbaiki setelah sempat terjadi gempa. Lalu pada tahun 2014 kembali diperbaiki dan diperkirakan tahun 2016 selesai. Dengan data ini bisa dipastikan Empat Presiden terlibat, Gusdur, Megawati, SBY dan Jokowi. Jadi tidak pantas diklaim sebagai kesuksesan sepihak.

Dalam poin kedua yang dimuat detik ada bandara Sentani di Jayapura. Setelah saya cek, bandara itu sudah lama ada. Bahkan tahun 2012, Kemenhub telah merancang menambah landasan pacu diperpanjang hingga 3.000 meter. Selain itu, bandara setempat sedang dalam tahap penyelesaian pembangunan landas penghubung (taxi way) dan telah dipasang garbarata di bandara tersebut.

Pada Senin 8 Oktober 2012, Direktur Bandar Udara Direktorat Perhubungan Udara Kemenhub yang saat itu dijabat Bambang Tjahjono di Timika mengatakan beberapa bandara lain yang juga akan dikembangkan Kemenhub di Papua dan Papua Barat yakni Bandara Kaimana, Bandara Wamena yang akan dikerjakan mulai 2013, Bandara Manokwari di ibu kota Provinsi Papua Barat yang akan dibangun baru serta perpanjangan landasan pacu sekaligus lapis ulang (overlay) Bandara Moppah Merauke. Selain itu, pembangunan Bandara Wagete Baru di Kabupaten Deiyai, Bandara Tamanof, dan beberapa bandara kecil.

Melihat tiga contoh tersebut, rasa kagum terhadap pencitraan terhadap pencapaian Jokowi menjadi hilang. Ternyata Jokowi tidak sehebat itu, dia meresmikan proyek yang telah dirintis dari pemerintahan sebelumnya. Merintis bukankah tidak segampang yang dibayangkan, contohnya saja kereta api cepat Jakarta-Bandung. Sejak diresmikan Januari 2016 lalu, hingga saat ini kereta api masih belum dimulai pengerjaannya. Bukankah banyak kendala juga dialami, mulai dari pembebasan lahan ataupun anggaran.

Entah kenapa saya menjadi gondok kenapa banyak media memberitakan begitu datar dan terkesan menjadi Humas pemerintah. Seharusnya mereka mengkritisi klaim sepihak seperti itu, apakah media-media tertentu sudah kehilangan sikap kritis atau sudah terbeli.

Satu saran saya kepada pemerintahan saat ini, silahkan nyalakan lampu kita tapi jangan matikan lampu orang lain. Berkaryalah demi negeri, tapi jangan hilangkan jasa orang lain.

sumber: detik

              dephub.go.id

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun