Mohon tunggu...
Patra Jasa
Patra Jasa Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Skenario Mangkrak dan Klaim Kesuksesan

11 Juli 2017   16:15 Diperbarui: 12 Juli 2017   10:14 3749
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sekilas saat membaca berita dan infografis yang disebar teman dimedia sosial, awalnya saya takjub dengan pencapaian yang dilakukan pemerintahan saat ini, terutama dalam infrastruktur. Dalam kurun waktu yang tidak terlalu lama, telah banyak diresmikan.

Hanya dalam kurun waktu satu tahun, telah ada proyek yang diresmikan. Benar-benar luarbiasa, dan bikin saya angkat jempol. Saya bukan pendukung Jokowi apalagi yang cinta mati kepada Presiden RI ke 7 tersebut, tapi saat membaca pemberitaan saya harus mengakui hal itu.

Tapi, sebagai orang yang sedikit pernah mengenyam dunia pendidikan, dan diajarkan berfikir kritis, tergerak hati untuk melakukan kroscek terlebih dahulu. Apakah klaim kesuksesan tersebut benar adanya, dan bagaimana cara Jokowi mencapai hal- hal tersebut dalam kurun waktu yang singkat.

Saya tidak ingin membuat kesimpulan hanya dari pemberitaan yang ada. Karena belakangan ini banyak sekali berita hoax yang menyebar, tidak saja untuk menyerang. Untuk pencitraan sebuah kesuksesan berita hoax juga dipergunakan.

Skenario "Jahat" Mangkrak

Sebelum melihat apa saja kesuksesan Jokowi, saya mencoba melihat apa saja pembangunan yang telah ada selama SBY menjabat. Memang dari media mainstream sangat jarang ditemukan, tapi setelah dicari lebih detail, ternyata banyak juga yang diresmikan. Mulai dari bandara, jalan, rumah sakit, sekolah, pelabuhan hingga jembatan dan banyak lagi. Tapi yang banyak diberitakan oleh media mainstream adalah proyek yang belum tuntas, terkendala sesuatu ataupun gagal. Mulai dari proyek jalan, hambalang ataupun listrik. Ada beberapa proyek jalan yang masih dalam proses pengerjaan atau terkendala pembebasan lahan dan anggaran menggunakan sistem multiyears, dianggap sebagai proyek mangkrak.

Lalu Hambalang, proyek yang terhenti pembangunannya sejak tahun 2014 tersebut dianggap mangkrak. Dari penelusuran di Google, ternyata proyek akan dilanjutkan. Namun KPK melarang karena menjadi barang bukti dalam kasus korupsi, sehingga pembangunan tidak dilanjutkan sampai SBY masuk masa purna tugas.

Seharusnya, KPK juga pertanyakan karena larangan dari institusi tersebut pembangunan dihentikan. Hambalang seperti dijadikan alat untuk menyerang pemerintahan sebelumnya dengan kata mangkrak. Bukankah Hambalang telah menjerat pelaku korupsi, dan seharusnya pembangunan dapat dilanjutkan. Kenapa tetap dibiarkan seperti itu, apakah ingin menjadikan senjata untuk menyerang pemerintahan SBY?.

Presiden Jokowi sendiri sudah pernah melihat langsung ke Hambalang, tapi apa hasilnya?. Hingga saat ini Hambalang tidak jelas juga kelanjutannya, jika memang seperti itu kenapa harus bersusah susah masuk diantara semak belukar?. Kan sayang jika seorang Jokowi datang tapi hasilnya nol, lebih baik suruh saja PNS dilingkungan Kemenpora atau PU untuk melihat dan memberikan laporan. Kalau belum percaya suruh live disana dan lihat seluruh sisi.

Media sebagai corong kebenaran dapat berbuat adil dalam memberitakan, jangan menjadi alat untuk aksi saling serang partai politik. Namun hal itu memang sulit terwujud semuanya, karena saat ini media sudah ada yang dimiliki orang partai politik. Dengan diberitakan secara terus menerus dan frekuensi yang banyak, tentu lama-lama akan dianggap menjadi kebenaran. Persoalan mangkrak tidak dikupas media secara adil, apa penyebab terjadinya dan apa upaya yang telah dilakukan.

Apa untungnya menyudutkan pemerintahan sebelumnya dengan banyak proyek mangkrak?. Jika berhasil membuat persepsi kalau pemerintahan sebelumnya banyak proyek mangkrak dan tidak berbuat apa-apa, maka pemerintahan saat ini dapat dianggap penyelamat dan lebih baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun