Karakteristik Klinis COVID-19
Genom virus famili Coronaviridae adalah yang paling besar di antara famili lainnya pada ordo Nidovirales. SARS-CoV-2 termasuk ke dalam kategori betaCov dengan diameter 60-140nm.
Pada genom SARS-CoV-2 ditemukan setidaknya enam ORF (open reading frames), jika membandingkan virus ini dengan kerabat terdekatnya, SARS CoV, kedua virus ini memiliki dua subunit glikoprotein spike: S1 dan S2.Â
Subunit S2 SARS-CoV-2 berisi peptida fusi, domain transmembran dan domain sitoplasma, sehingga sangat penting untuk virus ini. Sementara, kesamaan asam amino domain pengikat reseptor pada spike SARS CoV-2 hanya 40% saja dibanding dengan SARS-CoV lainnya.Â
Perbedaan ini juga terdapat pada ORF3b yang tidak memiliki homologi dan protein dari ORF8 yang berbeda dengan SARS CoV. Dugaan sementara, mutasi pada protein spike (yang mana diduga terjadi pada November 2019) memicu perpindahan SARS-CoV-2 ke manusia (Fehr, 2015).Â
Berdasarkan ivestigasi oleh Center for Disease Control and Prevention di Tiongkok, inkubasi SARS-CoV-2 diketahui bervariasi mulai dari 3 hari hingga 1 minggu.Â
Pada beberapa kasus gejala simptomatik baru terlihat setelah kurang lebih 2 minggu. Berdasarkan penelitian karakteristik klinis 138 pasien yang mengidap COVID-19 di Wuhan, Tiongkok oleh Wang et al., gejala-gejala yang umum ditunjukkan oleh orang yang terjangkit COVID-19 antara lain:
1. Demam (98.6%)
2. Kelelahan (69.6%)
3. Batuk (59.4%)
4. Nyeri otot / Myalgia (34.8%)
5. Sesak napas (31.2%)
6. Diare (10.1%)
Selain gejala-gejala tersebut, sebagian kecil pasien COVID-19 memiliki gejala sakit kepala, pusing, nyeri perut, mual dan muntah (Wang et al.).
Berdasarkan data yang dilaporkan oleh CDC Tiongkok, dari 72,314 kasus yang tercatat pada 24 Februari 2020, terdapat 62% kasus terkonfirmasi dengan 1% di antaranya tidak menunjukkan gejala.Â