Mohon tunggu...
kajanto
kajanto Mohon Tunggu... Dosen - Dosen STIAMAK Barunawati Surabaya

Profesi sebagai dosen di Sekolah Tinggi Ilmu Administarsi dan Manajemen Kepelabuhan (STIAMAK) Barunawati Surabaya.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Beban Fisik dan Psikologis Anak Balita Selama Wabah Covid-19 Perlu Dikurangi

1 Maret 2021   12:00 Diperbarui: 1 Maret 2021   14:24 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selama masa pandemi COVID-19 memang kemandirian orang tua dalam pengasuhan anak sangat dibutuhkan. Orang tua yang mengalami stres dalam peran pengasuhan mereka cenderung menampilkan pengasuhan yang lebih negatif dan keras, interaksi yang kurang mendukung dan mengasuh dengan anak-anak mereka, dan melaporkan lebih banyak masalah perilaku anak daripada orang tua yang mengalami lebih sedikit stres (Whiteside-Mansell et al., 2007). 

Para peneliti dari Universitas Michigan menyatakan bahwa stres dan ketidakpastian yang disebabkan COVID-19 telah memengaruhi orang tua dan anak-anak merasakan beban fisik dan psikologis. Hal ini akan berdampak negatif terhadap kesehatan fisik terakit imunitas anak dan perkembangan (psikologis) anak terkait kemampuan sosialisasi, pemecahan masalah terhambat, terhambatnya perkembangan aspek kognitif, sosial dan emosional anak.

Selain terkait krisis COVID-19 ada hal yang harus kita pahami terkait cohort anak generasi kini. Orang tua perlu mengubah cara pandang dan mindset tentang realitas pendidikan saat ini. Realitas pendidikan di zaman dulu adalah anak harus diserahkan pada orang lain utamanya sekolah, pendidikan untuk membuat anak juara dan membanggakan, serta sekolah mengondisikan kita untuk memiliki mindset bahwa belajar itu harus di ruangan khusus, di waktu yang sudah ditentukan, dengan orang yang expert di bidangnya. Kenyataan yang ada untuk generasi saat ini pendidikan pendidikan bukan satu hal yang bisa dilakukan di sekolah. Tanggung jawab orang tua lebih besar dibanding guru. Kebijakan Mendikbud saat ini adalah “Merdeka Belajar: belajar dimanapun kapanpun, suasana menyenangkan (bahagia) buat semuanya” karena konsep pendidikan saat ini adalah memerdekakan hati, fisik ,dan pikiran.

Salah satu cara untuk mengurangi beban fisik dan psikologis anak selama wabah COVID-19 adalah melalui pola pengasuhan yang love based parenting (pengasuhan berbasis cinta). Anak-anak generasi saat ini tidak lagi tanggap dengan fear-based parenting (pengasuhan berdasarkan ketakutan). Pengasuhan berbasis cinta adalah pengasuhan bukan dengan mengkondisikan anak melalui rasa takut akan hukuman, penghinaan, atau kehilangan cinta. Caranya bagaimana?. Berikut adalah tipsnya:

1.  Memahami keunikan pada si kecil dan menghargainya.

Misalnya, anak kita tertarik untuk membantu memasak di dapur. Maka, yang harus kita lakukan adalah:

     a.  Perlu menyediakan peralatan memasak untuk mereka;

     b.  Mengenalkan mereka dengan ‘medan dapur’ yang akan dihadapi, seperti panas, cipratan minyak goreng, bau hangus, bau bumbu-bumbu yang akan menempel di rambut dan pakaian;

     c.  Selanjutnya, kita biarkan mereka melakukan eksplorasi di dapur. Apakah nantinya anak akan menjadi koki atau tidak, itu terserah dia;

     d.  Orang tua atau guru tidak memiliki hak untuk menuntut, memerintah atau memasang standar. Karena 3 hal itu hanya akan mematikan semangat elajar anak. Hal ini akan secara tidak langsung akan membangun kesadaran belajar tanpa tuntutan pada anak.

2.  Orang tua harus belajar menciptakan kesempatan yang tepat bagi anak-anak untuk merasakan dan mengekspresikan emosi negatif mereka;

3.  Mengajarkan anak-anak bagaimana cara meminta apa yang mereka inginkan dengan cara yang menghormati orang lain;

4.  Anak-anak dibolehkan untuk mengatakan tidak, akan tetapi mereka perlu tahu bahwa orang tua mereka yang bertanggung jawab;

5.  Orang tua perlu menyesuaikan perilaku mereka terhadap anaknya berdasarkan atas tingkat perkembangan anak.

Tidak ada orangtua yang sempurna. Namun kita sebagai orang tua harus terus membekali diri dengan ilmu parenting yakni mendidik anak-anak sembari Anda belajar meningkatkan kualitas diri karena Ibu adalah guru pertama anak di rumah. Maka dari itu mari kita semua belajar bersama menjadi orang tua yang mampu membentuk pribadi anak berkarakter, kompeten, dan mandiri bersama Yayasan Barunawati Biru Surabaya di Jl. Perak Barat 173 Surabaya (Daycare, KB, TK,  SD, SMP, SMA-SMK Barunawati).

Penulis: Nur Fatwikiningsih, S.Psi, M.Psi, Psikolog

Drs. Kajanto, MM

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun