Mohon tunggu...
Keza Felice
Keza Felice Mohon Tunggu... Freelancer - Bloger and Content Writer

Content Writer✓Ghost Writer✓SEO Content✓kezafelice.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

[Luka] Saat Bulan Purnama

10 November 2018   10:07 Diperbarui: 10 November 2018   10:13 559
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Entah mengapa malam itu terlalu menyakitkan bagiku. Luka yang tidak berwujud nyata, tetapi rasanya mampu mengalihkan duniaku.

"Aku sedang berusaha ayah!" Jawabku dari dalam hati.

Jawabanku ternyata tidak membuatnya menyerah. Bagaimana rasanya jika yang menempati raga ini bukanlah jiwa manusia? Sakit bukan? Ah, aku ingin sekali memakinya dengan kalimat seperti itu, agar dia menyadari kesalahannya. Namun, semua hanya  berakhir sia-sia.

"Apa maumu?" Tanyaku singkat.
Aku butuh tenaga untuk memberontak. Tapi sebelum itu, aku ingin tahu apa tujuannya masuk ke dalam ragaku. 

Harap-harap cemas dirasakan oleh keluarga yang sedang menantikan kesadaranku. Yah, di sekelilingku sudah penuh oleh orang-orang terdekat yang siap membantuku.

Jika memang bisa, aku akan sangat beruntung sekali memiliki orang-orang hebat seperti mereka. Tapi, gadis kecil yang berada di dalam ragaku tidak mau menyerah sama sekali.

"Aku ingin menjadikanmu temanku!" Jawabnya tegas, dalam hatiku.

Begitulah hatiku dipermainkan olehnya. Aku dan dia bisa berbincang menggunakan hati yang sama. Bahkan, dia dapat menggunakan mulutku untuk berbicara semaunya.

"Apa kamu akan keluar jika aku mau menjadi temanmu?" Tanyaku penasaran.

Lantunan-lantunan doa dan ayat suci masih terdengar olehku. Ragaku terasa panas, tapi juga dingin. Perpaduan dua rasa yang jelas berasal dari alam yang berbeda.

"Iya! Berjanjilah, maka aku akan keluar dari ragamu," gadis itu bernegosiasi denganku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun