Mohon tunggu...
N Kayyisa
N Kayyisa Mohon Tunggu... lainnya -

penulis dan pecinta ilmu

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Sekejap Mata

5 November 2012   05:56 Diperbarui: 24 Juni 2015   21:57 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ilalang basah terasa segar pagi ini
Siraman sinar mentari membuatnya berkilau
Riuh riang bocah kecil berlarian
Indahnya pagi ini

Engap sekali aku di ruang ini
Ingin kurasakan indahnya alam luar sana

Tiba-tiba bocah kecil menjinjing rumahku dan 'buk' rumahku terjatuh
Perlahan dia menyusuri bilik rumahku
Jantungku semakin keras berdetak
Semakin dia mendekati bilikku semakin tak terkendali debaran ini

"wah, cantiknya...warna-warni, indah sekali" ahh akhirnya dia menemukanku di bilikku
Bahagia rasanya saat mendengar pujiannya
Semakin dia memandang kagum padaku, semakin ingin aku hinggap di bahu mungilnya

Tiba-tiba makhluk serupa denganku muncul di dekat kami
Bocah kecil bergeser dan berkerut dahi melihatnya
Warnamu hitam dan putih
Tak seindah warnaku
Bocah pun memalingkan wajah darimu dan memandangku kembali
Ah, kau mengusik kami

Tapi perlahan kau bergerak kau mulai menggerakkan lebar sayapmu
Aku coba melakukannya,ah sayangnya aku tak mampu
Hingga letih tak juga badanku bergerak
Kau pun mulai terbang

Indah dan anggun caramu terbang, hingga bocah munggil itu pun lari mengejarmu

Meninggalkanku sendiri di sini

Makin iri aku padamu, kulihat kau berkejaran dengan bocah mungil itu
Hinggap di ilalang, bunga, menyapu sisa tetesan embun pagi
Aku sangat berharap bisa merasakannya walau sekejap mata

Tiba-tiba bocah kecil itu berlari padaku
Ahhh lega rasanya teman kecilku kembali
Tapi dia memegang kotak jingga
Perlahan dia buka kotak itu
Dia keluarkan tiga benda
Gulungan benang, gunting dan tabung kecil
Mau dia buat apa benda itu

Perlahan dia memegang bilikku
Senyum manis padaku
Cantiknya senyum itu

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun