Mohon tunggu...
N Kayyisa
N Kayyisa Mohon Tunggu... lainnya -

penulis dan pecinta ilmu

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Surat Cinta Buat Anakku

30 Oktober 2012   17:55 Diperbarui: 24 Juni 2015   22:12 246
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1351619695330961805

Adik, malam ini sambil menunggu percobaan bundamu berhasil, bunda ingin mengetikkan surat cinta untukmu. Adik, anak bunda sayang, 14bulan lalu saat kehadiranmu di perut bunda sempat membuat bunda menangis bahagia dan juga takut. Bahagia karena keinginan abangmu untuk memiliki adik diusia 3 tahun saat itu terkabul, bahagia karena bunda dipercaya Allah menjagamu. Tapi bunda takut sayang, karena hadirmu tepat di tengah study bunda. Tepat satu tahun bunda menjalani program doktoral ini, apalagi diawal study bunda pernah dapat 'marah' besar dari mantan supervisor bunda karena terpaksa membawa abangmu saat ketemu dosen. Saat itu abangmu lagi tratum nak, dan karena itu bunda dicecar amarah dan kata-kata pedas. Adik, sayang awal mula tahu adik di perut bunda tepat saat kita mau pulang kampung ke tempat Eyang, saat libur lebaran. Anak bunda sayang, selama kau di dalam perut bunda, kau baik sekali nak. Kita melintasi 3 kota dalam sehari selama 3 kali seminggu saat ke kampus, kita jalan bolak balik, bahkan menjalani ujian kualifikasi dan proposal berdua. Adik sayang, terima kasih sudah menemani bunda bergadang ya sayang. Kau pengertian sekali nak, hingga saat kau lahir kau masih membuat bundamu ini terharu. Kau lahir normal padahal abangmu cs. VBAC istilah medisnya. Setelah lahirpun kau tak banyak berulah, kau manis sekali. Tidak begadang kalau malam, jadi bundamu ini tetap bisa mengerjakan eksperimen untuk study bunda. Seperti malam ini, kau tidur dengan nyenyak. Ingin bunda mendekap dan tidur dekatmu, tapi eksperimen bunda tidak bisa ditinggal. Maaf ya nak, do'akan bunda segera lulus dengan hasil yang baik agar kita bisa bermain lebih lama. Bermain dengan abang dan ayah. Surat inipun terhenti di sini ya nak, insya Allah kalau ada waktu bunda akan sambung kembali. Bunda harus melanjutkan lagi eksperimen bunda. ---saat penat melihat deretan angka---

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun