Mohon tunggu...
Kaissa Devanda
Kaissa Devanda Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Airlangga

Hai! Kenalin aku Kaissa Devanda, sekarang ini sedang menempuh pendidikan di Universitas Airlangga jurusan Kedokteran Hewan. Hobiku adalah menonton film. Terima kasih sudah berkunjung di profilku.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Menelusuri Jejak Zoonosis : Penyakit Mematikan dari Hewan dan Dampaknya pada Kesehatan Manusia

12 Juni 2024   18:30 Diperbarui: 12 Juni 2024   18:40 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hai Sahabat Vets!

Kalian mungkin masih asing dengan zoonosis, istilah yang mungkin jarang terdengar bagi sebagian orang, menyimpan bahaya tersembunyi yang mengintai di balik interaksi manusia dengan hewan. Menurut WHO, zoonosis adalah penyakit menular yang berpindah dari hewan ke manusia, bagaikan bom waktu yang siap meledak kapan saja, membawa konsekuensi serius bagi kesehatan dan keberlangsungan hidup manusia. Hari zoonosis sendiri diperingati setiap tanggal 6 Juli, yang bertujuan untuk mengedukasi masyarakat tentang bermacam penyakit berbahaya yang berasal dari hewan yang dapat ditularkan ke manusia.

Menelusuri Jejak Zoonosis: Dari Hewan ke Manusia

Zoonosis bagaikan petualang mikroorganisme yang menjelajahi batas spesies. Berbagai agen infeksi, seperti virus, bakteri, parasit, dan jamur, menjadi kompas perjalanan mereka, berpindah dari hewan ke manusia melalui berbagai jalur. Kuman ini dapat menimbulkan penyakit pada manusia dan hewan, mulai dari penyakit yang ringan hingga berat bahkan tidak menutup kemungkinan dapat mengancam nyawa. Hubungan erat antara manusia dan hewan, terlebih hewan kesayangan menimbulkan resiko untuk terinfeksi kuman penyebab zoonosis. Berikut ini berbagai cara penyebarannya :

  • Kontak langsung dengan hewan yang terinfeksi, seperti air liur, urin, darah, feses atau cairan tubuh lain yang terinfeksi dengan membelai atau terkena gigitan maupun cakaran;
  • Kontak tidak langsung, di mana bersentuhan dengan area hewan hidup dan berkeliaran dengan benda atau permukaan yang terkontaminasi kuman. Contohnya : kandang ayam, akuarium, tanaman, lumbung, dan sebagainya;
  • Mengonsumsi produk hewani yang terkontaminasi, contohnya susu (mentah) yang tidak dipasteurisasi, daging atau telur yang kurang matang atau buah dan sayuran mentah yang terkena feses dari hewan yang terkontaminasi;
  • Ditularkan melalui vector, seperti leptospirosis dari tikus liar yang membawa infeksi bakteri genus leptospira yang patogan, bisa ditularkan dari air, lumpur atau tanaman yang tercemar air seni tikus.

Berbagai jenis paparan tadi menjadi jalan tol bagi para agen infeksi ini untuk mencapai tubuh manusia.

Sumber: pinterest.id
Sumber: pinterest.id
 

Ragam Penyakit Zoonosis Mematikan

  • Rabies, sang legenda mematikan yang mengintai di balik gigitan hewan terinfeksi. Sistem saraf menjadi medan pertempurannya, melumpuhkan korban dan berujung pada kematian. Virus rabies bisa menular melalui air liur, gigitan, atau cakaran hewan yang tertular rabies. Gejala yang muncul umumnya muncul 30 – 90 hari seperti demam, hilang nafsu makan, hingga halusinasi dan koma. Berasal dari hewan anjing, kucing, kalelawar, dan kera.
  • Leptospirosis, disebabkan oleh bakteri Leptospira interrogans sang penyusup ginjal dan hati, bersembunyi di air dan tanah yang tercemar yang akan menyerang dengan demam, kelelahan, hingga kerusakan organ. Berasal dari hewan tikus, anjing, babi, kuda, dan sapi.
  • Anthrax, sang penjahat daging yang menular melalui hewan seperti sapi atau kambing. Seseorang akan terserang anthrax jika menyentuh atau mengonsumsi daging yang terinfeksi, memicu demam, sakit kepala, dan nyeri otot. Disebabkan bakteri Bacillus anthracis dari hewan pemakan rumput.
  • Salmonella, disebabkan oleh bakteri salmonella melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi, memicu diare, demam, dan kram perut yang tak tertahankan. Makanan yang umum mengandung bakteri salmonella yaitu daging sapi, telur mentah, susu yang tidak dipasteurisasi dan makanan olahan seperti sosis.
  • Toxoplasmosis, sang perusak janin akibat Toxoplasma gondii, mengintai di daging mentah dan kotoran kucing yang akan menyebabkan masalah kesehatan dengan orang daya tubuhnya lemah, serta membahayakan bayi dengan keguguran, cacat lahir, dan gangguan penglihatan.

Bahaya zoonosis tak hanya sebatas penyakit. Dampaknya merambat ke berbagai aspek kehidupan, merenggut kesehatan, menguras biaya pengobatan, dan bahkan menghambat pembangunan. Wabah zoonosis dapat melumpuhkan sektor ekonomi, seperti peternakan dan pariwisata, dan memicu ketakutan dan kepanikan di masyarakat.

Upaya Pencegahan Zoonosis dengan Benteng Pertahanan

Memahami bahaya zoonosis adalah langkah awal untuk membangun benteng pertahanan. Menjaga kebersihan diri, terutama setelah kontak dengan hewan wajib mencuci tangan di air yang mengalir, menjadi kunci utama. Memasak daging, telur, dan susu dengan benar, serta menghindari air dan tanah yang terkontaminasi, menjadi langkah penting berikutnya. Menjaga kebersihan kandang hewan peliharaan dan memeriksakan mereka ke dokter hewan secara rutin adalah tindakan pencegahan yang tak boleh diabaikan. Vaksinasi, sesuai anjuran, menjadi tameng tambahan untuk melindungi diri dari serangan agen infeksi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun