Mohon tunggu...
Esa Khairina
Esa Khairina Mohon Tunggu... -

Life is too short to be just ordinary. My another online journal: http://echakhairina.multiply.com/ Enjoy! :D

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Galau Produktif? Kenapa Nggak?

10 Maret 2012   09:47 Diperbarui: 25 Juni 2015   08:15 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Merasa bete hingga ubun-ubun dipanggang gara-gara ditegur guru, dosen, atau atasan? Atau jengkel karena sifat orangtua yang menyebalkan? Wah, kalo kita udah unmood, bete, dan ujung-ujungnya galau, seisi dunia serasa berkonspirasi to make it worse!

Eit, tapiii... daripada diam mojok di kasur sambil menyesali "kesialan" nasib, mending bangkit dan menyalurkan kegalauan kita menjadi positif! Yap, dan kegiatan menyalurkan kegalauan itulah yang disebut dengan "galau produktif".

"Hah? Menyalurkan kegalauan jadi hal yang positif?" Mungkin sebagian dari kalian akan mendesiskan demikian. Duh, boro-boro deh melakukan sesuatu yang positif, mau beranjak dari kasur aja kok rasanya mager, ya....

Padahal menurut studi, kegalauan itu menghasilkan energi yang cukup besar pada diri manusia, sama seperti rasa takut dan marah. Kalo kita lihat di film kartun, contohnya, Naruto aja jadi lebih kuat kalau amarahnya tersulut! Dan di hutan di mana hukum rimba berlaku, hewan-hewan buruan cenderung akan mempercepat larinya kalau ketakutan akan diserang musuh! Hal itu juga terjadi pada manusia, lho. Pada suatu kasus, ada seorang nenek yang bisa melumpuhkan dua orang perampok yang berniat membunuh cucunya, lantaran marah melihat si perampok mengacungkan pistol ke kepala cucunya itu.

Lantas, gimana caranya kita menyalurkan kegalauan kita menjadi hal-hal yang positif? Yang pertama-tama sih, kita harus menguatkan tekad dan niat, lalu bangkit dan melakukan apa yang kita mau, apa yang kita suka, apa yang menjadi hobi kita! Bagi yang suka nulis, salurkan kegalauanmu dalam bentuk puisi atau cerpen (asal jangan ngedumel di social network, ya). Bagi yang suka kung fu, salurkan kegalauanmu untuk mengasah kemampuan jurusmu. Bagi yang suka basket atau futsal, anggep aja bola yang kalian drible dan tendang itu kepala orang yang jadi sumber kegalauan kalian! (Tapi mungkin bagi yang suka masak, jangan salurkan kemarahannya dengan memasak, ya, nanti malah bikin sakit perut lagi, hehe).

Sudah cukup banyak lho, publik figur yang jadi supertajir gara-gara menghasilkan karya dari kegalauannya itu. Sebut aja, si penyabet enam piala Grammy Award, Adele, yang menciptakan Someone Like You-nya, si ganteng Justin Timberlake dengan Cry Me A River-nya, dannn penyanyi cantik Taylor Swift yang nulis lagu sampe-sampe kayak nulis diary saking frontalnya. Bagi pecinta Nicholas Sparks, pasti tahu kalau novel A Walk to Remember yang sekarang udah jadi film itu, dibuat untuk mengenang adik Sparks yang meninggal karena kanker tahun 2000 lalu.

Nah, gimana? Udah dapet inspirasi? Yuk, daripada cuma diem di kasur dan nangis tersendat-sendat, mending kita bangkit dan mengikuti jejak para tokoh di atas! Kalau mereka aja bisa, kenapa kita nggak?

dari berbagai sumber.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun