Kesabaran merupakan salah satu sifat manusia yang tidak dimiliki kebanyakan orang. Kesabaran perlu diuji atau dipelajari. Dia tidak serta merta ada sejak seseorang dilahirkan atau yang dikenal sifat bawaan.
Dalam khotbahnya seorang rohaniawan akan berkata KITA HARUS SABAR dan TABAH dalam menghadapi ujian hidup (ujian iman). Pada kenyataannya diapun belum tentu sabar ataupun tabah dalam menghadapi suatu persoalan.
Karena sebagian orang tidak dapat menumbuhkan sifat sabar dalam dirinya, maka ia akan berdalih dengan berbagai alasan untuk melempar tanggungjawabnya kepada orang lain, atau berusaha menyeret orang lain masuk dalam persoalan yang ia hadapi.
Menumbuhkan kesabaran dalam diri, bukanlah persoalan mudah. Untuk menumbuhkannya, dibutuhkan keberanian, kemauan, kesiapan, Â tekad dan rela berkorban. Apabila salah satunya tidak dimiliki, maka kesabaran itu sulit dipelajari.
Jika sifat dasar di atas sudah dimiliki, maka yang dibutuhkan adalah PAKSA. Artinya, keberanian, kemauan, kesiapan, Â tekad dan rela berkorban harus dipaksakan sehingga proses belajar kesabaran itu membuahkan hasil.
Apabila ingin menguji kesabaran atau mau belajar bersabar, maka jadilah pengasuh/penjaga orang sakit (stroke). Disitulah kesabaran anda akan teruji. Bagaimana tidak? Semua aktivitas anda tidak berjalan seperti yang direncanakan. Bahkan sebagian rencana kegiatan anda terpaksa harus dibatalkan.
Dapat dibayangkan apabila setiap 15 menit anda dipanggil hanya untuk memperbaiki posisi duduk atau posisi tidur? Apalagi dipanggil ketika anda hendak tidur? Jangan ditanya soal urusan kamar kecil, dimana dalam sehari bisa mencapai belasan kali.
Bersyukurlah bagi para penderita Stroke, yang memiliki banyak orang sabar di sekitarnya. Mereka akan mendapatkan pelayanan yang baik. Orang sabar sering dikuatkan dengan ungkapan "upahmu besar di sorga".
Penderita stroke pada umumnya adalah orang tua yang memiliki banyak anak, tetapi tidak semua anak dapat menjadi pengasuh yang baik baginya, bahkan tidak ada sama sekali.
Pembaca sekalian tentu tidak asing lagi dengan ungkapan "Satu Orang Tua Dapat Mengurus dan Membesarkan Sepuluh Orang Anak, Tetapi Sepuluh Orang Anak Belum Tentu Dapat Mengurus Satu Orang Tua"
Berdalih dengan alasan kesibukan menjadi senjata usang untuk terhindar dari menjaga orang tuanya. Itu yang sering dijumpai pada hampir semua anak-anak yang orang tuanya merupakan penderita stroke.