Masih segar dalam ingatan..
wajah sumringahmu saat anak-anaknya masuk sekolah, kemudian lulus sekolah, masuk kuliah, lalu lulus kuliah hingga bekerja..
dan tampak sedih namun terlihat lepas saat anak-anak perempuannya dipinang oleh makhluk Tuhan lain..
Engkau yang tidak pernah berhenti bicara saat mengingatkan sesuatu yang belum dikerjakan atau barang yang tidak ditempatkan di tempat semula..
pusing memang dan rasanya runyam suasana rumah setiap harinya..
namun, hal itu yang ternyata aku rindukan pa..
wajah ekspresifmu..
mulut ceriwismu..
Enath menghilang beberapa waktu ini..
Tergantikan oleh pikiran kosongmu, mulutmu yang membisu, hanya diam seolah hanya itu penyelesaiannya..
Diammu menyisakan sesak yang mendalam bagi anakmu yang suka membantah ini pa..
Limpahkan semua bebanmu kepada anakmu yang keras kepala ini pa..
Lekaslah kembali menjadi papa biasa..
Aku sayang..dan teramat sayang papa..
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H