Mohon tunggu...
Paddyappa
Paddyappa Mohon Tunggu... Konsultan - Kelahiran Medan Sumatera Utara, Tamat SD Taman Siswa, SLTP N 30 Medan Asam Kumbang, Kuliah S2 di Universitas Indonesia (UI) Deppk Jawa Barat

Kelahiran Medan Sumatera Utara, Tamat SD Taman Siswa, SLTP N 30 Medan Asam Kumbang, Kuliah S2 di Universitas Indonesia (UI) Deppk Jawa Barat

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Sinergisitas Antar Negara ASEAN Tangani Covid-19

15 April 2020   11:20 Diperbarui: 15 April 2020   11:37 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pandemi Covid-19 telah melanda lebih dari 200 Negara di Dunia. Kondisi tersebut telah memaksa kepala-kepala negara dan komunitas-komunitas global berpacu meracik strategi jitu untuk menghadapi pandemi ini, termasuk negara-negara ASEAN. KTT ASEAN khusus membahas Covid-19 dilaksanakan Selasa, 14 April 2020 secara virtual. Dalam kesempatan tersebut, Presiden Jokowi mendorong negara-negara ASEAN untuk bersatu, dan berkolaborasi melawan pandemic Covid-19.

Semua pihak menyadari, bagaimana sulit dan beratnya menghadapi terpaan pandemi ini, namun bukan berarti kita pasrah, atau  menyerah. Sikap optimis dan pantang menyerah inilah yang ditunjukan Presiden Jokowi, yang dalam pertemuan khusus tersebut,  membahas strategi dan langkah -- langkah kongkrit yang terjadi saat ini, maupun paska pandemi.  Hal tersebut penting dilakukan, agar kondisi ekonomi dan sosial, khususnya negara-negara ASEAN dapat stabil kembali.

Strategi Bersama Hadapi Pandemi Covid-19.

Akibat pandemi ini, Presiden Jokowi memprediksi  ekonomi ASEAN  akan tumbuh dikisaran 1 persen. Tentunya bukan hanya Indonesia yang berkepentingan menjaga ekonomi tumbuh stabil, namun juga semua negara ASEAN.  Karena itu,  Presiden Jokowi menawarkan beberapa langkah seperti,  memutus mata rantai penyebaran virus di masing-masing negara, memutus risiko penyebaran virus yang melewati perbatasan, menyusun protokol untuk merespon adanya pandemi di perbatasan melalui joint contract tracing and outbreak investigation.

Demi menjaga stabilitas lainnya, hambatan lalu lintas barang tidak boleh terganggu.  Di saat pergerakan orang dibatasi, pergerakan barang tidak boleh terhambat utamanya bahan makanan pokok, obat-obatan dan alat kesehatan. Hal ini penting,  agar antar negara ASEAN bisa saling mendukung kebutuhan dasar masyaraka.  Dengan demikian, , walaupun beban penyebaran virus belum dapat diatasi secara maksimal, minimal, beban kebutuhan dasar masyarakat dapat teratasi.

Lebih lanjut, Presiden Jokowi menegaskan, bahwa ASEAN harus memiliki pengaturan bersama terkait lalu lintas perdagangan saat pandemic, serta kerja sama perlindungan warga ASEAN. Hal tersebut bisa menjadi rujukan untuk menghindari melemahnya kondisi ekonomi kawasan. Menurut Presiden, kita harus memiliki komitmen melindungi warga ASEAN, termasuk para pekerja migran.

Kesiapan Indonesia Hadapi Covid-19.

Indonesia sangat siap menghadapi wabah ini.  Presiden terus berusaha dengan berbagai cara  untuk mengatasi wabah ini, seperti :  menyiapkan Rumah Sakit Wisma Atlit di Jakarta, RS khusus di Galang,  serta realokasi APBN dan APBD untuk penanganan.

Presiden Jokowi dengan tegas dan berani  merealokasi anggaran untuk penanganan Covid-19 sebesar Rp 405,1 triliun, demi menjaga stabilitas perekonomian Indonesia. Dari angka tersebut, Presiden mengalokasikan untuk kesehatan sebesar Rp 75 triliun, Rp110 triiliun untuk jaring pengaman sosial (social safety net), Rp70.1 triliun untuk insensif perpajakan dan stimulus KUR, serta Rp 150 triliun untuk pembiayaan program pemulihan ekonomi nasional, termasuk restrukturisasi kredit dan penjaminan serta pembiayaan untuk UMKM dan dunia usaha. 

Untuk menjaga daya tahan ekonomi masyarakat, Presiden Jokowi akan menggelontorkan empat bantuan sosial khusus, yaitu Rp 2,2 triliun untuk 2,6 juta jiwa warga DKI Jakarta, dengan masing-masing KK mendapatkan Rp600 ribu per bulan selama 3 bulan.

Tidak hanya Jakarta, Presiden juga memberikan bantuan Rp 1 triliun untuk Bogor, Depok, Tanggerang dan Bekasi dalam bentuk sembako untuk 1,6 juta jiwa. Sedangkan untuk bantuan di luar Jabodetabek  diberikan Rp 16,2 triliun untuk 9 juta KK yang masing-masing KK mendapatkan Rp q600 ribu per bulan selama 3 bulan.

Presiden juga mengalokasikan dana desa untuk bantuan sosial sebesar Rp 21 triliun kepada 10 juta KK, program Kartu Pra Kerja sebesar RP 20 triliun untuk 5,6 juta pekerja, dan program padat karya tunai sebesar Rp16,9 triliun untuk menyerap 56 ribu tenaga kerja di bawah Kementerian Desa dan 530 ribu di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.

Melihat berbagai langkah strategis Presiden Jokowi dalam menghadapi pandemi Covid-19 ini, kita optimis bahwa harapan untuk membawa Indonesia segera keluar dari wabah ini semakin besar. Sesuai amanat Presiden, kita semua harus bergotong royong, bersama-sama mengawasi penggunaan dana pengaman sosial ini, dan bersama Presiden menghadapi wabah ini.*

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun