Pada 5/11/2023 terdapat kasus seorang pria melakukan aksi bunuh diri dengan loncat dari tower setinggi 40 meter di Desa Cirengit, Desa Tanjungsari, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Â Diketahui bahwa korban melakukan aksi bunuh diri tersebut dikarenakan depresi tidak mendapatkan pekerjaan usai di - PHK Perusahaan sebelumnya. Hal ini tentu menarik perhatian kalangan Masyarakat, badan psikolog dan juga di kalangan media massa.
Dengan adanya tantangan dan juga tekanan yang semakin berat yang berasal dari lingkungan dan juga dunia pekerjaan, maka mengakibatkan kebanyakan Masyarakat mengeluh mengenai mental health mereka yang mempengaruhi kejiwaan, emosi, dan juga fisik seseorang. Tentu mental health ini mengacu kepada hal yang negatif dikarenakan tekanan yang mereka dapatkan dari beberapa aspek.
Dari kasus korban bunuh diri ini terlihat jelas bahwa setiap manusia memiliki tingkatan emosi yang berbeda beda. Selain emosi, pola pikir seseorang tentu menjadi pacuan untuk seseorang melakukan aksi tersebut.
Menurut Ibu Festie Rosmayanti selaku Psikolog yang bekerja juga di Polrestabes Bandung telah memberi tanggapan mengenai kasus tersebut. Berdasarkan sudut pandang seseorang yang mengerti akan hal psikolog, ia mengatakan "segala sesuatu tidak akan terjadi secara tiba - tiba, pasti akan terllihat gejala - gejala yang ditunjukan korban secara tidak sadar". Menurutnya, sering kali kebanyakan orang tidak aware dengan lingkungan dan juga diri sendirinya. Jadi pada saat korban mendapatkan suatu masalah pekerjaan dan ia tidak bisa mengatasinya dengan pikiran jernih maka besar kemungkinan aksi nekat akan dilakukan. Bentuk aksi bunuh diri tersebut, bagi orang yang memiliki pola pikir yang tak jernih merupakan kebebasan atau terlepasnya diri mereka dari segala masalah yang melimpah.
Dukungan sosial baik keluarga, teman, saudara sangatlah penting, karena pada saat orang mengalami stress atau depresi tentu akan membutuhkan bantuan orang lain. Manusia adalah makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri dan hal tersebut adalah fakta yang sesungguhnya. Seseorang yang memiliki stress atau depresi mereka adalah orang yang perlu didengar dan diperhatikan. Berbeda halnya apabila orang yang memiliki depresi Tingkat tinggi maka perlu bantuan professional. Maka dari itu lingkungan sekitar harus lebih peka terhadap orang yang mengalami depresi seperti kasus korban tersebut.
Ibu festie juga mengatakan "terdapat faktor internal dan eksternal mengapa seseorang dapat mengambil Keputusan aksi bunuh diri tersebut". Dari sisi faktor internal yang ada pada diri korban pasti daya tahan stressnya. Lantas seberapa mampu ia mengatasi stressor - stressor dari lingkungan. Stressor ini merupakan penyebab stress yang mengganggu Kesehatan. Lalu tipe kepribadian juga berpengaruh, seperti orang yang berkepribadian ekstrovert akan lebih mudah untuk berbicara dan meng- ekspresikan diri dibandingkan dengan orang yang berkepribadian introvert.Â
Orang yang berkepribadian introvert mereka akan lebih cenderung mengurung dirinya dan menyimpan semua masalah pada dirinya tanpa diutarakan kepada orang lain. Selain itu ada juga yang disebut sebagai copying behavior/copying stress artinya bagaimana dia dapat menyikapi suatu permasalahan yang dimana permasalahan itu bisa jadi adalah stressor. "Bagi mereka yang memiliki Kesehatan mental yang baik pastinya mereka akan menghadapi masalah tersebut bukan malah menghindar atau melakukan aksi bunuh diri." Menurut perkataan Ibu Festie.
Selanjutnya adalah dari sisi faktor eksternal dimana faktor eksternal ini berasal dari luar berupa dukungan sosial, dukungan keluarga, dan dukungan teman. Dengan adanya gadget atau handphone ini berdampak bagi Masyarakat jadi lebih memperhatikan gadget mereka dibandingkan dengan lingkungan sekitar. Maka perlu ada penekanan untuk diri sendiri dan juga Masyarakat untuk lebih memperhatikan perubahan sikap dari orang terdekat sebagai himbauan dan pencegahan terjadinya aksi nekat. Â
Adapun cara untuk menghindari gangguan mental yang mengakibatkan aksi bunuh diri adalah dari diri sendiri harus memiliki awareness. Lalu juga kenali diri sendiri mengenai tipikal orang yang seperti apa dan dalam menghadapi masalah reaksinya akan seperti apa. Maka setelah itu dengan mengenali diri sendiri akan dengan mudah untuk menghadapi masalah yang dialami atau yang akan datang. Untuk menangani stress atau depresi tersebut bisa dengan cara relaksasi, mendengarkan music, atur nafas dan lain sebagainya.
Stress ringan ini bisa berupa positif dan negative. Untuk yang positif ini bisa lebih merasa tertantang untuk menyelesaikan masalah dan menjadi pemicu untuk berbuat yang lebih baik. Akan tetapi jika tidak bisa merubah stressor menjadi postif maka akan menjadi negative. Ibu festie berkata " orang yang tidak bisa merubah stressor menjadi postif maka akan merasa dirinya paling malang, tidak aware terhadap lingkungan, tidak bisa mencari bantuan yang pada akhirnya Tingkat stress ini akan semakin meningkat."
Bahkan aksi bunuh diri ini sering dilakukan kebanyakan orang untuk menyelesaikan masalah yang pada akhirnya beranggapan hal tersebut lumrah. Sebenarnya dengan adanya media yang menyebarkan informasi mengenai insiden bunuh diri ini mereka atau korban ini menjadi memiliki insight cara menyelesaikan masalah dengan cara mengahiri hidupnya. Pasalnya kita sebagai manusia tidak mengetahui kehidupan selanjutnya apabila kita mengahiri hidup apakah benar akan lebih tenang atau malah sebaliknya. Tentu hal bunuh diri ini adalah perilaku yang sangat amat dilarang dikarenakan merugikan diri sendiri dan tidak memunculkan sebuah keuntungan. Bahkan jika disangkutpautkan dengan agama bunuh diri merupakan dosa terbesar dikarenakan pulang sebelum waktunya.
Untuk cara menghadapi orang yang memiliki kecenderungan melakukan bunuh diri adalah perlu ke pekaan dan perhatian terhadap orang atau korban tersebut dengan cara menanyakan masalahnya apa dan seperti apa. Mereka cenderung tidak mewajibkan kita sebagai pendengar untuk memberikan Solusi walaupun lebih baik memberikan Solusi, akan tetapi dengan mendengarkan cerita dan keluh kesah perihal masalah yang sedang dihadapinya pun akan terasa cukup.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI