Mohon tunggu...
Kaila Dwi Maulia
Kaila Dwi Maulia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hai! Saya Kaila Dwi Maulia mahasiswa Keperawatan Universitas Jenderal Soedirman

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Komunikasi adalah Kunci dalam Mempertahankan Keselamatan Pasien di Rumah Sakit

2 Januari 2025   14:40 Diperbarui: 2 Januari 2025   15:11 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Komunikasi adalah Kunci dalam Mempertahankan Keselamatan Pasien di Rumah Sakit

Komunikasi adalah suatu elemen fundamental dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam bidang kesehatan. Di rumah sakit, komunikasi yang efektif antara tenaga kesehatan dan pasien sangat penting untuk memastikan keselamatan pasien. Esai ini akan membahas bagaimana komunikasi yang efektif dapat menjadi kunci dalam mempertahankan keselamatan pasien di rumah sakit. Fokus esai ini adalah untuk menunjukkan bahwa komunikasi yang baik dapat mencegah kesalahan medis dan meningkatkan kualitas perawatan. Dengan demikian, komunikasi yang efektif dapat menjadi kunci dalam mempertahankan keselamatan pasien di rumah sakit.

Pentingnya komunikasi efektif dalam keselamatan pasien dapat menjadi sarana dalam meningkatkan kesadaran dan kepatuhan petugas kesehatan akan keselamatan pasien sebesar 80% (Rahayu et al., 2022), mengurangi kesalahan dalam diagnosis, pengobatan dan perawatan pasien sebesar 70% (Widyastuti et., 2020), membantu meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan dan memuaskan kebutuhan pasien sebesar 85% (Sari et al., 2019), dan terakhir dapat membantu membangun kepercayaan antara petugas kesehatan dan pasien.

Salah satu teknik komunikasi efektif yang dapat dilakukan di rumah sakit yaitu dengan menggunakan metode SBAR. Menurut (Leonard, 2018) yang dikutip oleh (Watulangkow, et al., 2020), SBAR ini terdiri dari Situation yaitu sebuah pernyataan terhadap permasalahan klien. Background meliputi informasi singkat dan relevan yang berhubungan dengan keadaan klien. Assessment merupakan hasil analisis perawat terkait kondisi klien, serta Recommendation yaitu saran perawat terhadap hal yang harus dilakukan untuk klien. Menurut (Shahid & Thomas, 2018) yang dikutip oleh (Watulangkow, et al., 2020), penggunaan metode SBAR dapat meminimalisasi kejadian merugikan di rumah sakit, meningkatkan komunikasi di setiap pelayanan kesehatan, dan menjadi promosi keselamatan pasien di rumah sakit.

Komunikasi efektif dengan metode SBAR diterapkan oleh perawat dalam melakukan handover pada pasien. Menurut (Astuti, et al., 2019) yang dikutip oleh (Tatiwakeng, et al., 2021), penerapan metode SBAR dalam proses handover pasien memiliki peran penting dalam memastikan kesinambungan, kualitas, dan keselamatan pasien dalam layanan kesehatan. Penerapan metode SBAR ini membantu memperjelas informasi yang disampaikan saat handover, sehingga perawat pada shift berikutnya dapat menerima informasi dengan lebih baik (Rahmatullah, et al., 2022). (Tatiwakeng, et al., 2021) juga menyebutkan bahwa metode komunikasi SBAR merupakan teknik komunikasi yang sangat efektif untuk proses handover pasien, karena dapat membantu perawat dalam melakukan tugas dengan lebih efisien dan mempermudah mendeteksi kesalahan sehingga memastikan informasi disampaikan dengan jelas kepada tim perawat saat pergantian shift karena seluruh informasi yang tercatat dalam status pasien dapat disampaikan secara berurutan dan ringkas.

Metode komunikasi efektif yang dapat diterapkan adalah active listening. Active listening yaitu teknik komunikasi yang memberikan perhatian penuh dan bebas kepada lawan bicara. Meskipun di permukaan hal ini tampak seperti hal yang mudah, hal ini cukup jarang ditemui dalam percakapan sehari-hari, karena orang cenderung lebih fokus pada kesempatan mereka untuk berbicara. Mendengarkan secara aktif dapat membantu meningkatkan pasien dalam mengungkapkan kekhawatiran mereka (Jahromi, 2016). Mendengarkan secara aktif melibatkan beberapa komponen penting, seperti; tenaga kesehatan harus memberikan perhatian penuh, menggunakan bahasa tubuh yang tepat melalui Kontak mata, anggukan kepala, dan ekspresi wajah yang sesuai. Tenaga kesehatan juga harus mengajukan pertanyaan klarifikasi yang membantu memperjelas informasi yang diberikan oleh pasien dan memberikan umpan balik dengan cara mengulang kembali atau merangkum apa yang telah disampaikan oleh pasien sehingga membantu memastikan bahwa informasi telah dipahami dengan benar.

Komunikasi yang buruk seringkali menjadi penyebab utama terjadinya efek samping di berbagai aspek pelayanan kesehatan. Hal ini dapat menyebabkan masalah dalam pengidentifikasian pasien, kesalahan dalam pengobatan dan transfusi , serta pengabaian terhadap alergi. Selain itu, kesalahan dapat terjadi dalam prosedur pembedahan dan pemilihan sisi bagian yang akan dioperasi. Semua ini berpotensi menimbulkan insiden yang mengancam keselamatan pasien.

Pendidikan dan pelatihan komunikasi bagi seluruh staf medis sangat penting. Pelatihan ini dapat mencakup teknik komunikasi verbal dan nonverbal, serta cara menangani situasi sulit dengan pasien dan keluarga mereka. Hal ini penting untuk mengurangi kesalahan diagnosis dan kesalahan medis lainnya yang dapat mengakibatkan komplikasi kesehatan atau bahkan kematian pasien.

Dengan demikian, komunikasi yang efektif adalah kunci dalam mempertahankan keselamatan pasien di rumah sakit. Melalui metode seperti SBAR dan active listening, serta pendidikan dan pelatihan yang tepat, tenaga kesehatan dapat meningkatkan kualitas pelayanan dan keselamatan pasien secara signifikan.

REFERENSI

Jahromi, VK, Tabatabaee, SS, Abdar, ZE & Rajabi, M., 2016, 'Active listening: The key of successful communication in hospital managers', Electronic physician, vol. 8, no. 3, pp. 2123–2128.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun