Mohon tunggu...
Kahpiana Saputra
Kahpiana Saputra Mohon Tunggu... -

Yakin Usaha Sampai

Selanjutnya

Tutup

Politik

“Trust” Kepemimpinan Muda dan Media

2 Oktober 2013   12:16 Diperbarui: 24 Juni 2015   07:06 214
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Oleh : Kahpiana Saputra*

Pasca rezim orde baru tumbang, masyarakat Indonesia terlihat kembali memiliki harapan dan nafas segar untuk merekontrksi bangunan kehidupan berbangsa dan bernegara, salah satu wacana yang muncul adalah harapan tentang kepemimpinan muda yang terlahir dari perut dan rahim gerakan reformasi 1998. Kini usia Reformasi sudah empat belas tahun, nampaknya harapan rakyat Indonesia didapat dengan tangan kosong, akan tetapi melihat yang terjadi hari ini, tak ada arti sebuah demokrasi yang nampak di depan mata rakyat menatapmasa depan dari harapan itu, karena tidak ada hasil dari cita-cita dan harapan tentang kepemimpinan muda, yang ada hanyalah menghasilkan “garong-garong baru”.

Kepemimpinan muda hanya cita-cita yang dari semua kalangan, merupakan ganjaran tentunya dan ‘oleh-oleh’ gerakan reformasi ketika itu, namun tampaknya tidak memberikan tauladan yang baik bagi generasi selanjutnya. Data survey Lingkaran Survey Indonesia (LSI) yang dipublikasikan oktober 2011, terlihat 75,2 persen dari 1200 responden tidak lagi menaruh harapan pada politikus muda (kepemimpinan muda) sebagai penyelenggara negara, tegasnya politikus muda sebagai penyelenggara negara dinilai buruk dalam kinerjanya (kompas, 7/2/12)

Korupsi dan penataan kehidupan bermoral tidak dimunculkan oleh pemimpin muda atau politikus muda saat ini, sehingga cerminan positif hilang oleh sempalan kepentingan-kepentingan kelompok, tak lain hanya ekploitasi anggaran yang habis entah dipergunakan untuk apa, akhirnya kepercayaan publik terhadap pemimpin muda pun hilang dan bahkan tidak lagi ada harapan untuk memberikannya kembali.

Wajah Tokoh Pemimpin (Politikus) Muda

Melejitnya pemimpin muda diberbagai lembaga negara, baik lembaga politik atau pun lembaga-lembaga lainya seakan-akan menjadi keberhasilan cita-cita reformasi, semisal tokoh : Muhaimin Iskandar (Mentri Tenaga kerja dan Transmigrasi) salah satu politikus muda Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), secara track record adalah pemimpin puncak organisasi mahasiswa ketika pergolakan Reformasi mencuat,politisi muda lainya Maruar Sirait (PDI-P) yang terlahir dari perut Gerakan Mahasiswa nasional Indonesia (GMNI), Akhmad Yani (DPP PPP), Budiman Sujatmiko (PDI), disusul oleh Anas urbaningrum tokoh politikus muda (Mantum PBHMI) ketika reformasi, tak kalah hebatnya beliau memenangkan kursi Ketua Umum Partai penguasa hari ini (Partai Demokrat), yang mengalahkan tokoh sekaliber Marzuki Ali (Ketua DPR RI) dan Andi Alfian Malaranggeng (Mentri Olah raga), dan sederet politikus muda lahir di kancah nasional. Melesatnya karir mereka tentunya masyarakat memberikan harapan yang besar untuk perubahan.

Akan tetapi, beberapa bulan terakhir pemberitaan media massa ramai dan tak henti-hentinya mengupas dan menghantam integritas kepemimpinan muda atau politikus muda dengan dugaan korupsi, M.Nazarudin politikus asal PD terbelit dengan dugaan suap wisma atlet yang membawa-bawa tokoh muda lainya, Anas Urbaningrum. Muhaimin Iskandar pun demikian di duga adanya kasus penyelewengan APBN di Kementrasker. Citra politikus dan pemimpin muda semakin buruk dengan opini dan issu yang kemudia dibesarkan oleh media, cita luhur kepemimpinan muda itu terkikis dan mendapatkan penilaian yag buruk di kalangan publik.

Keberpihakan Media

Hemat penulis, pemberitaan media massa akhir-akhir ini menggiring opini publik terhadap penjatuhan karakter dan mental pemimpin muda, adakalanya ketersinggungan angkatan senior (orang tua) yang terlewati oleh mereka yang melejit karirnya, satu persatu wajah tokoh politikus muda dan kepemimpinan muda hancur citranya dimasyarakat. Kehidupan yang korup dan hedonisme seolah-olah adalah praktekan keseharian politikus muda dan pemimpin muda, Ambisi 2014 mendatang tokoh-tokoh partai politik yang akan ramai bertarung adalah mereka yang secara track record melewatifase-fase dinamika kehidupan opini politik yang terus digelontorkan ke publik, citra hari ini tentang mereka yang muda semakin terpuruk dan hancur dari berbagai kepentingan 2014 mendatang.

Dalam analisis pemberitaan dan media elektronik, kekuatan pemimpin muda yang akan mulai bertarung pada 2014 mendatang adalah politikus muda yang bersih dari jangkauan pemberitaan miring dan pencitraan yang positif, terpuruknya pemimpin muda hari ini karena memang ada pengaruh dari digiringnya opini publik oleh ‘media’ yang ingin menghancurkan cikal bakal kekuatan pemimpin yang akan lahir dari kelompok muda.

Salah satu contoh kekuatan media dalam penggiringan opini dapat terlihat dari beberapa media yang memilki power dan kepentingan yang jelas yang tentunya terindikasi dari kekuatan partai politik dan salah satu kepentingan dalam meraih dukungan dalam kepentingan 2014 mendatang.TV one, ANTV dan koran suara Karya di indikasi apiliasi Partai golkar. PDI, PAN, PKS, PKB tidak memilki media massa untuk memperkuat opini publik dalam penguatan salah satu tokoh-tokoh partainya. Partai Demokrat hanya memiliki koran Jurnal nasional, Grup Metro TV dan Grup RCTI tentunya Partai nasional Demokrasi yang punya. Kompas, 9/2/2012

Kiranya sangat jelas jika pembangunan opini ini adalah untuk kepentingan dalam pertarungan 2014 mendatang, hal tersebut by design dari kekuatan media massa yang berapiliasi pada kepentingan komunitas dan partai tertentu. Artinya masyarakat pun harus cerdas dalam menerima pemberitaan media apapun itu bentuknya, penulis masih memilki harapan akan terlahir kembali pemimpin-pemimpin bangsa dari kalangan muda hari yang tidak memilki Counter media yang kuat dalam , supaya publik menaruh mosi ketidak percayaan kepada kelompok muda untuk tidak disenangi dan dianggap tidak bisa dalam mengelola dan menjadi penyelenggara negara dengan baik, citra politik mereka (kaum muda) pada pertarungan 2014 mendatang untuk tidak disenangi kembali dantidak lagi mencul pemimpin-pemimpin dan politikus muda yang manggung di kancah nasional pada momentum pilpres mendatang.

Tentunya masih ada harapan dan cita-cita reformasi dalam mencetak kembali pemimpin muda, jika kinerja yang jelas dan missi pembangunan yang terarah dalam upaya menciptakan iklim politik yang sehat yang harus dimunculkan oleh kelompok muda, ayo !!!pemimpin muda, rakyat menanti kenerja yang nyata dan langkah yang pasti dan buktikan.

*Penulis, pemerhati kepemimpinan muda

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun