Mohon tunggu...
kahfi pongq
kahfi pongq Mohon Tunggu... -

minum kopi, baca, dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Sunyi di Dahi

17 Juni 2013   13:50 Diperbarui: 24 Juni 2015   11:53 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ada janji pada dahi. Pucuk yang ku pinjam dari sebilah mentari

Pada gurat itu aku memahat. Makna tentang segala; debu yang bertengger ragu,

Peluh yang melepas lepuh, kerut yang tertinggal waktu, dan nyeri sunyi yang sepi

Di dahi itu kau menaruh akhir. Jadi, biarkan aku sibuk membaca. Sisa abjad pada abad.

Aku mendakwanya sebagai saksi. Tentang cerita segala; kau yang menjinakkan lolong malam,

Kau yang luka tanpa berduka, kau yang menyimpan kepergian.

Katamu, doa dan dosa bermesra dalam satu kamar

Kau mengajukkan dahi demi sebuah kecupan. Aku pun raihresapkan kesempatan.

Sebagian menyeberangkan kerinduan, lainnya sisa nafsu kehilangan

Aku mengerti di pinggiran sini, litani lindap ke bumi

Ada bulir air memelintir dahi.  Mengiringi kepergian yang sendiri.

Sementara di sini, dahi menjadi begitu lunak

Semalam seekor pelor menerobos masuk

Katamu, pelor itu terbuat dari besi yang paling sunyi

Depok, 7 Juni 2013

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun