Mohon tunggu...
Kahfi
Kahfi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penikmat wacana sosial, politik, agama, pendidikan, dan budaya

Manusia bebas yang terus belajar dalam kondisi apapun, Jangan biarkan budaya menjiplak ditengah ekonomi yang retak.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Gaji: Kebahagiaan atau Kesulitan

30 Agustus 2021   14:53 Diperbarui: 30 Agustus 2021   17:31 172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.hijrahfinansial.com/2021/04/tips-mengatur-pengeluaran.html

Gaji katanya menjadi pilihan orang dalam memilih pekerjaan, selain dari kenyamanan dan sesuai keterampilan. Gaji pun bisa menjadi alasan untuk lamaran dipertimbangkan, sekalipun itu urusan masa depan dan juga pasangan.

Gaji tak selamanya bisa diajukan kepada perusahaan, ada waktu dan ketentuan juga harus memenuhi persyaratan. Banyak orangtua tak menuntut penghasilan, lantaran bukan sebuah keharusan, dalam memberikan manfaat pada setiap kesempatan.

Gaji ya gaji, sebuah penghasilan yang diterima usai pekerjaan, makanya dibayarkan awal bulan oleh perusahaan, bukan gaji yang dibayarkan bila sebelum mulai pekerjaan.

Gaji pegawai dan pekerja yang tak bisa mencukupi kehidupan, harus punya tempat pinjaman untuk penuhi kebutuhan, sebagai pertolongan saat ada keperluan, bukan sebatas keperluan yang tak beralasan.

Gaji menjadi jaminan saat bank memberi pinjaman, gaji menjadi bagian dari persyaratan sebelum penandatanganan, sehingga gaji menjadi kepentingan untuk meloloskan pengajuan.

Ya, begitulah gaji terkadang menyenangkan kadang juga jadi alasan, menyenangkan bila dapat gaji impian, yang bisa penuhi kebutuhan dan keperluan, gaji jadi alasan bila tak dibayarkan dan juga tak sesuai dengan pekerjaan.

Nego gaji jadi kesepakatan dalam sebuah pekerjaan dan menghargai keterampilan, perusahaan menjadi tempat yang menguntungkan, bagi sekelompok orang yang punya kepentingan, tanpa pertimbangan dan perhatian akan nasib bawahan. Perusahaan akan menjadi bahan para demonstran, dalam mengajukan tuntutan untuk menaikkan upah bulanan.

Ya, gaji tak bisa disamakan dengan semua pekerjaan, ada yang menerima besar dan penuhi kebutuhan, namun tak sedikit yang tidak mencukupi kebutuhan.

Terlebih lagi, saat ada keperluan untuk urusan kesehatan, biayanya bisa melebihi gaji bulanan, terpaksa harus cari dana talangan guna membayar pengobatan.

Gajian adalah awal kebahagiaan bagi setiap pasangan, bisa belanja kebutuhan dan juga simpanan, bila cukup bisa juga untuk hiburan, dengan melakukan sebuah perjalanan menyenangkan.

Gaji pun bisa jadi sumber perbedaan dalam setiap hubungan, sehingga harus bisa menyelesaikan setiap persoalan. Apalagi bila menimbulkan tekanan dan juga goncangan, anak bisa jadi korban atas perpisahan.

Bebicara gaji tak akan berkesudahan hingga dapat dirasakan semua kalangan, tanpa menimbulkan problem atas sumber kesejahteraan dari setiap pekerjaan.

Gaji harus dinaikkan agar pegawai dan pekerja bisa merasakan, perhatian dan kenyamanan dari perusahaan.

Atasan yang baik tak akan membiarkan bawahan dalam kesulitan, pasti akan memperhatikan sebelum datang surat pengunduran dari bawahan.

Sudah demikian berbincang tentang penghasilan, yang akan menentukan kebahagiaan dan juga kesulitan. Setiap manusia memiliki kesempatan dan keterampilan, untuk mendapat sebuah pekerjaan yang bisa dirasakan oleh setiap pasangan dan juga lingkungan. Gaji, jangan lagi jadi alasan tak memperhatikan kemanusiaan, ditengah keadaan yang tak menguntungkan dan merugikan, setiap orang harus tetap penuhi kebutuhan, kebutuhan berupa, sandang, pangan, dan papan.

Baca: Gaji Besar dan Jabatan, Jangan Dustai Hati, Keterampilan dan Gaji Impian

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun