Mohon tunggu...
Kahfi
Kahfi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penikmat wacana sosial, politik, agama, pendidikan, dan budaya

Manusia bebas yang terus belajar dalam kondisi apapun, Jangan biarkan budaya menjiplak ditengah ekonomi yang retak.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi: Nyanyian Anak Negeri

29 Agustus 2021   07:30 Diperbarui: 29 Agustus 2021   07:33 227
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Pikiran Rakyat

Negeri ini mulai bernyanyi di tengah pandemi,

Mulai dari nyanyian jiwa hingga nyanyian ekonomi,

Musik yang digunakan pun beragam,

Dari bahan besi dan logam,

Dari lemah menjadi agam, 

Menggunakan pakaian yang seragam,

Nyanyian berhenti saat dibungkam,

Menggunakan senjata dan peredam,

Kata meluncur dari mulut,

Tidak seperti suara kentut,

Suara yang bisa berbuntut,

Berbuntut dengan bertekuk lutut,

Jangan pernah hendak menurut,

Dengan gelombang pasang surut,

Gelombang suara yang tak larut,

Mendorong aspirasi yang hendak menuntut,

Kondisi ini sudah tak sama lagi,

Menjadi perah politisi negeri,

Memberi tak lagi berarti,

Apalagi disertai simpati dan empati,

Lihat saja mereka bernyanyi,

Bernyanyi dengan main nada sumbang,

Sumbang saran dan kritik untuk negeri,

Dapat jabatan baik atau menghilang,

Mendung Pagi,29/8/2021

bisa dibaca karya lainnya :

Pemandangan Mengaji

Politik: skenario Ganjar-Puan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun