omset penghasilan, hingga menyebabkan terjadinya pengurangan pekerja. Tentu, kita harus prihatin bagi mereka yang menjadi korban atas hilangnya mata pencaharian untuk menafkahi keluarga. Namun, terlepas dari pandemi menjadi penyebab hilangnya mata pencaharian untuk menafkahi keluarga, pandemi pun memberi peluang untuk kita mengeluarkan berbagai potensi yang sebelumnya tidak pernah terbayangkan oleh diri kita. Pepatah bilang, "Dinding yang tinggi bisa dilompati bila sudah terdesak", mungkin hal demikian pula seharusnya yang terjadi bagi para pekerja yang terdampak dari pandemi.
Ketika pandemi datang setiap jenis usaha mengalami kemunduranDengan kemajuan teknologi, memberi peluang setiap orang untuk membuka lapangan usaha tanpa harus memiliki modal puluhan juta atau memiliki perusahaan terlebih dahulu untuk menjalankan bisnis usahanya. Lihat saja, semenjak pandemi dikutip dari katadata.co.id tahun 2020, salah satu sektor bisnis yang mampu mencetak pasar di tengah pandemi adalah e-commerce, terutama ritel dan grosir. hal itu disebabkan pembatasan aktivitas masyarakat dalam berbelanja menjadi berubah melalui aplikasi.
Sebagamaina survei yang dilakukan Redseer, terdapat 51% responden yang mengaku pertama kali menggunakan aplikasi belanja saat pembatasan sosial berskala besar (PSBB). Hal ini membuat volume permintaan di e-commerce pun melonjak antara 5-10 kali dibandingkan sebelum pandemi. Demikian pula transaksi hariannya pun meningkat menjadi 4,8 juta transaksi pada April lalu. Padahal sebelumnya hanya mampu menjangkau rata-rata 3,1 juta transaksi per hari pada kuartal II-2019.
Melihat Peluang
Bila demikian, tentu yang tantangan yang dialami adalah sejauh mana masyarakat melihat peluang saat terjadi pandemi seperti ini. Bila, ditelisik lebih dalam kebutuhan ekonomi semakin sulit seiring dengan pembatasan aktifitas dan akses untuk berkerumun mengalami pengurangan. Sehingga pasar lebih sepi dalam bertatap muka. Bagi anak muda tentu ini akan menjadi peluang yang besar dalam menggunakan teknologi karena kemudahannya dalam mengoperasikannya. Berbeda dengan orang tua yang masih gaptek dalam teknologi tentu akan mengalami kesulitan dalam melakukan transaksi namun tetap bisa dipelajari.
Sehingga, pandemi bukan lah alasan untuk tidak mendapatkan pemasukan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Bagi mereka yang terdampak tentu bisa dengan mulai usaha dari rumah menggunakan handphone. Mulai mencari barang-barang murah, kemudian melakukan komunikasi dengan toko untuk menjadi mitra bisnis. Bisa dengan cara memasarkan produk sesuai harga yang diberikan dengan bonus setiap kali transaksi atau menjual lebih tinggi dari harga toko untuk mendapatkan keuntungan atau biasa disebut adalah dropshiper.Â
Jadi, yang perlu diperhatikan adalah produk yang hendak dijual serta harganya. Kemudia, sasaran prouduk tersebut juga perlu menjadi perhatian untuk meraih keuntungan yang besar. Jadi, pendemi bukanlah suatu halangan bagi kita untuk memulai usaha dari rumah. Bagi yang memiliki modal bisa dengan membuka usaha kuliner dengan menggunakan jasa aplikasi penjual makanan, yang tersedia dalam berbagai aplikasi.
Saatnya kita menjadi raja dari teknologi yang sedang berkembang pesat, bukan selalu menjadi buruh dari teknologi yang terus mengalami perkembangan dan kemajuan. Akhirnya, selamat mengalami kemerdekaan finansial dan waktu atas usaha yang dilakukan dari rumah. Â Tetap sabar dan terus berusaha, karena keberhasilan senantiasa menanti kita atas setiap usaha yang di lakukan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H