Mohon tunggu...
Kahfi
Kahfi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penikmat wacana sosial, politik, agama, pendidikan, dan budaya

Manusia bebas yang terus belajar dalam kondisi apapun, Jangan biarkan budaya menjiplak ditengah ekonomi yang retak.

Selanjutnya

Tutup

Love

Mengurai HTS, Menjadi Anak di Zamanmu

19 Agustus 2021   05:16 Diperbarui: 19 Agustus 2021   05:19 178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dok. Pelatihan Nasional dan Workshop Fasilitator Pertolongan Pertama di Buperta Ragunan Tahun 2009

Refresing dan Ramah Tamah Peserta dan Panitia di Ancol/dokpri
Refresing dan Ramah Tamah Peserta dan Panitia di Ancol/dokpri

Solusi dari HTS

Maka generasi muda harus senantiasa dibimbing dan diarahkan dalam menyalurkan bakat dan kreativitas sesuai dengan potensi yang dimiliki. Sehingga hanya dengan pikiran positif istilah HTS tak akan masuk dalam benak generasi muda dalam menjalin sebuah hubungan.

Selain itu, tidak perlu menerka-nerka perasaan seseorang, cukup mengatakannya agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam menerjemahkan perhatian atau rasa sayang dan kagum pada lawan jenis.

Karena itu fitrah sebagai manusia memiliki rasa sayang dan cinta terhadap lawan jenis, terlebih bila sudah cukup usia dan mapan, rasa cinta itu hadir jalin hubungan dengan status untuk ke jenjang pernikahan. 

Namun, manakala masih status sebagai pelajar atau mahasiswa lebih baik fokus menyalurkannya untuk mengasah bakat dan minat keterampilan sebagai bekal kehidupan dimasyarakat pada masa mendatang.

Terakhir, penulis mengingatkan dengan pepatah arab Syubbanul Yaum, Rijaalul Ghad (Pemuda hari ini adalah pemimpin dimasa mendatang). Lalu, Kun Ibna Zamaanika (Jadilah anak dizaman Mu) yaitu pemuda yang mampu menghadapi zamannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun