Mohon tunggu...
Kahfi
Kahfi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penikmat wacana sosial, politik, agama, pendidikan, dan budaya

Manusia bebas yang terus belajar dalam kondisi apapun, Jangan biarkan budaya menjiplak ditengah ekonomi yang retak.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mahasiswa Jadilah Koboi Era Digital

19 Agustus 2021   01:45 Diperbarui: 19 Agustus 2021   01:48 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Empat hal tersebut, hemat penulis merupakan point penting dalam mewujudkan Indonesia yang berkarakter, adil, dan sejahtera. Namun, itu sudah terjadi dimasa lampau, maka itu adalah impian panjang yang telah mengakar bagi bangsa ini.

Bangun Jiwa Kritis

Setelah menjalani tidur yang amat panjang seyogyanya kaum intelektual sudah terbangun untuk kembali menjalankan tugas, pokok, fungsi sebagai mahasiswa. Sudah 2 dasarwarsa sejak rezim orba tumbang, problem sosial bangsa ini tak kunjung usai. 

Dimana rakyat masih selalu menjadi korban dari kejahatan yang dilakukan oleh oknum-oknum pemerintah yang mengejar kekayaan semata. Benar adanya bahwa waktu, tempat, dan pelaku boleh saja berubah tetapi masalahnya masih tetaplah sama.

Untuk itu, mahasiswa yang masih memiliki jiwa idealisme sudah saatnya kembali turun, yang mana mahasiswa layaknya seperti koboi sebagaimana yang disiarkan oleh Radio Ampera (red;gabungan mahasiswa bandung-jakarta). Gie, dalam tulisannya mengutip apa yang disiarkan Radio Ampera.

"perjuangan mahasiswa seperti perjuangan koboi. Seorang koboi datang ke sebuah kota dari horizon yang jauh. Dikota ini sedang merajalela perampokan, perkosaan, dan ketidakadilan. Koboi ini menantang sang bandit berduel, dan ia menang. Setelah bandit mati, penduduk kota yang ingin berterima kasih mencari sang koboi,tetapi ia telah pergi ke horizon yang jauh. Ia tidak ingin pangkat dan sanjungan. Ia akan datang lagi kalau ada bandit-bandit lain yang berkuasa." (Soe Hok Gie;Zaman Peralihan).

Maka senantiasa perjuangan mahasiswa didasari dengan keterpanggilan dan kesadaran akan tanggung jawab yang di emban, bukan didasari embel-embel materi ataupun penghargaan yang akan diterima. Walaupun demikian, penulis tidak dapat menjamin bahwa perjuangan mahasiswa saat ini bisa benar-benar terbebas dari embel-embel materi dan penghargaan. Terlebih tantangan dan hambatan yang dirasakan jauh lebih berat dari zaman sebelumnya. Akhirnya selamat bergerak dan berjuang bagi kaum intelektual.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun