Oligarki Membunuh Demokrasi
Di tengah suara rakyat, demokrasi terdiam,
Tinggal bayangan, dalam lumpur kejam.
Yang dulu dibanggakan, kini remuk terhempas,
Demi segelintir berkuasa, hak rakyat terampas.
Sinar mentari yang dulu, membakar semangat
Terhalang oligarkis, terhimpit dan pengap.
Memimpin bukan lagi mengabdi, tapi hanya hasrat sesaat
Panggung kuasa, hak rakyat terabaikan gelap.
Di mana suara rakyat, yang dulu jadi raja??!
Slalu menutup mata, melupakan sejarah,
Yang gugur bunga, dilupakan dalam pusara.
Keputusan dibuat untuk kekuasaan, golongan, dan kemewahan, bukan untuk kesejahteraan.
Demokrasi, oh demokrasi, kini kau mengerang,
Kau yang seharusnya agung, kini terjerat tipu daya.
Kita rindu hari, adil dan benar bicara lantang,
Dan harapan rakyat, kembali bercahaya.
Apakah suara rakyat, Masih suara Tuhan??!
Slalu menutup mata melupakan sejarah
Yang gugur bunga, dilupakan dalam pusara.
Keputusan dibuat untuk kekuasaan, golongan, dan kemewahan, bukan untuk kesejahteraan.
Oligarki membunuh demokrasi
Tuk menutup mata melupakan sejarah
Yang gugur bunga, dilupakan dalam pusara.
Keputusan dibuat untuk kekuasaan, golongan, dan kemewahan, bukan untuk kesejahteraan.
Di mana suara rakyat, yang dulu jadi raja??!
Yang gugur bunga, dilupakan dalam pusara.
Keputusan dibuat untuk kekuasaan, golongan, dan kemewahan, bukan untuk kesejahteraan.
Golongan, dan kemewahan, bukan untuk kesejahteraan.
Oligarki membunuh demokrasi
Jogja, 170824
00:32 WIB
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H