Pesta Para Pendengki
Gegap gempita sorak sorai,
Tawa dan caci maki bergema,
Demi melawan dan tipu daya,
Mempertahankan diri tak peduli.
Hati yang miskin, budi yang kelam,
Pesta pora tanpa makna,
Upaya sia-sia membenarkan diri,
Tenggelam dalam kekacauan.
Teriak dan tangis, adu mulut tak henti,
Saling serang, saling ejek tanpa ampun,
Kebaikan tersingkir, kebenaran terlupakan,
Kemiskinan jiwa merajalela.
Pesta pendengki, pesta pura-pura,
Menutupi kekosongan dalam diri,
Menghakimi tanpa belas kasih,
Terpuruk dalam kegelapan hati.
Semoga suatu hari,
Pesta ini berakhir,
Digantikan oleh ketulusan dan perdamaian,
Membangun hidup yang bermakna.
Bersama ketulusan.Â
Bukan kedengkian.Â
Jogja, 17 Juli 2024
18: 33 wib
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H