Umat islam yang hingga kini menjadi penduduk dengan jumlah penganut terbesar kedua di dunia[5] justru diombang -- ambing oleh orang -- orang kafir dari berbagai sisi, sehingga umat islam  terkhusus bagi kaum cendekiawan harus kembali  melakukan proses rekontruksi gerakan dakwah yang akan mempertahankan eksistensi umat islam di masa yang akan datang.
Dalam sejarahnya, dakwah Islam hampir selalu meniscayakan adanya tantangan, tantangan itu berubah dari zaman ke zaman seiring perkembangan peradaban umat manusia.[6] Tantangan -- tantangan yang kemudian selalu diperhadapkan dengan berbagai polemik yang semakin kompleks menjadikan setiap langkah dakwah harus senantiasa dievaluasi sebagai bentuk penyesuaian terhadap permasalahan kontemporer yang dihadapi selama tidak bertentangan dengan prinsip akidah yang dimiliki.
Kegiatan dakwah yang kian hari kian mendapat tantangan yang semakin kompleks, mesti ditunaikan dengan beragam kekuatan dan potensi. Paling tidak tantangan yang menghadang lajunya perkembangan dakwah islamiyah di Indonesia menurut karakteristiknya ada dua bagian besar, yaitu klasik dan kontemporer. Klasik berupa praktek-praktek ritual yang bercampur dengan animism, dinamisme, singkritisme, dan pengakuan sebagai nabi (palsu). Sedangkan yang kontemporer berbentuk paham-paham keagamaan yang bercorak sekularisme, pluralism, liberalism, dan feminism.[7] Selain itu, ada juga gerakan-gerakan yang sengaja dimunculkan untuk memecah belah persatuan umat Islam, semisal gerakan Syi'ah, Ahmadiyah, dan NII.
Tantangan dakwah kontemporer yang telah disebutkan diatas merupakan tantangan yang sangat vital untuk kita antisipasi bersama sebab tantangan dakwah klasik akan habis dengan sendirirnya seiring proses modernisasi yang terjadi di era globalisasi. Sehingga gerakan dakwah harus kembali melakukan restrategi terhadap sikap atau metode dakwah yang dilakukan dalam menghadapi tantangan dakwah di masa yang akan datang.
[1] Syakib Arslan, Kenapa umat islam tertinggal,(Cet. I; Pustaka Al - Kautsar, Juni 2003 M), h. 12.
[2] Qori Ratna, 100 ilmuwan muslim para pelopor sains modern,(Cet. I; Galmas Publisher, Desember 2014 M), h . 3.
[3] Kementrian Agama R.I., At - Tayyib Al-Qur'n Transliterasi Per Kata dan Terjemah Per Kata,(Cet. I; Bekasi: Cipta Bagus Segara, 2011). h. 12.
[4] Hadits Riwayat Muslim No. 2669
[5] https://id.wikipedia.org/wiki/Agama_menurut_jumlah_penganut
[6] http://www.pikiran-rakyat.com/kolom/2016/12/29/tantangan-dakwah-389219