Mohon tunggu...
Abdul Kahar
Abdul Kahar Mohon Tunggu... Tutor - Pembaca aktif, penulis pasif

Peradaban harus terus berevolusi bersama roda pergantian waktu, dan setiap individu punya cara dalam membenahi apa saja yang harus dibenahi. Gunakan caramu!!!

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Syair Tersirat

13 Maret 2018   19:11 Diperbarui: 13 Maret 2018   19:26 227
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Syair Tersirat

Inginku terkadang menjadi hasrat yang membuta

Harapku terkadang menjadi cita yang gempita.

Duniaku tempat bersandar

Atas setiap keluh kesah yang ada.


Engkau penghias langkah kakiku

Engkau pendorong rasa malasku

Semua kini telah berbeda.

Dan berubah karena cinta


Tak ada aksioma yang pernah kuucap

Tak ada logika yang pernah ku buat.

Bukan hal biasa

Muncul tak disengaja.


Kau harus tau apa yang terjadi

Karena imajinasi hanya sebatas mimpi

Jawablah semua dengan tanya diri

Karena statusku sebuah lakon yang ironi


Absolut dan bukan abstrak

Realita bukan wacana

Petiklah semua yang tersirat

Pada syair yang telah kubuat


Mandalle, 24 Juni 2015

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun