Mohon tunggu...
Kahar S. Cahyono
Kahar S. Cahyono Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Jika kau percaya hidup akan dinilai, kepakkan sayapmu tuk menggapai arti.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

ATM Baru Milik Mira

28 Januari 2010   04:27 Diperbarui: 26 Juni 2015   18:13 353
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Namun cerita Mira tidak hanya berhenti sampai disini. Beberapa minggu yang lalu, ia datang ke pabrik sambil menangis. Masih berhubungan dengan ATM. Pasalnya, seseorang baru saja menelponnya dan memberitahu kalau Mira mendapatkan hadiah undian sebesar 50 juta. Laki-laki yang mengaku sebagai salah satu Head Manager sebuah stasiun televisi swasta nasional itu meminta Mira untuk mentransfer sejumlah uang sebagai syarat agar dana 50 juta itu bisa segera ditransfer ke rekening Mira.

“Uang itu untuk membayar pajak pemenang ke Dinas Sosial,” ujar Mira menirukan penelpon.

Kontan saja, mendengar berita kalau akan mendapatkan uang sebesar 50 juta, Mira tidak bisa lagi berfikir rasional. Selama ini ia tidak berani membayangkan bakal memiliki uang sejumlah itu. Tapi sekarang, seseorang dengan gaya menyakinkan menawari uang sebesar itu. Tidak akan lama lagi. Langsung ke rekeningnya.

Sore itu, sepulang kerja Mira mampir ke ATM, hendak mentransfer ‘pajak pemenang’ yang diminta oleh sang penelpon. Tepat berada di depan pintu, Mira masih sempat memberitahu kalau dirinya sedang mentransfer uang yang besarnya hampir mendekati gajinya dalam sebulan.

Mira tahu, kalau suaranya bergetar saat memberikan informasi itu. Ia sendiri bimbang dan ragu. Namun seperti ada kekuatan yang memaksanya untuk memencet tombol-tombol di mesin ATM, memindahkan uang yang dimilikinya ke rekening orang lain, yang tidak dikenalnya sama sekali.

Sejam kemudian, sesuai dengan yang dijanjikan penelpon, Mira mengecek saldo tabungannya. Tidak ada perubahan, kecuali bahwa gajinya bulan ini sudah berpindah rekening. Dadanya mulai bergetar hebat, tapi ia masih menaruh harap bahwa angka yang tertera dalam saldo tabungannya akan berubah menjadi 50 juta.

Dua jam kemudian, keadaannya masih seperti semula. Mira bertambah panik ketika telpon orang itu tidak bisa lagi dihubungi. Dan ketika keesokan harinya uang yang dijanjikan itu belum juga diterima, Mira baru menyadari 100% kalau dirinya telah tertipu.

Hari itu ia masuk kerja dengan mata merah karena habis menangis. Gajinya bulan ini habis, bahkan sebelum sempat diambilnya. Beruntung, beberapa kawan memiliki inisiatif untuk menggalang dana solidaritas dari seluruh karyawan yang hasilnya disumbangkan untuk Mira yang malang. Memang, hasilnya tidak sebesar yang telah berpindah ke tangan orang, namun setidaknya itu bisa membantu menutup kebutuhan belanja bulan ini.

Setelah peristiwa ini, saya dengar Mira kembali berkomentar bahwa gajian bulan depan lebih baik dibayar secara tunai! (*)

Tulisan ini juga bisa dibaca disini: http://kaharscahyono.wordpress.com/2010/01/27/atm-baru-milik-mira/

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun