Mohon tunggu...
Kaharuddin Anshar
Kaharuddin Anshar Mohon Tunggu... Nelayan - Anak kehidupan, tumbuh di lorong desa

bayangan; pencerahan purba dalam membentuk sajak-sajak kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Ziarah Sunyi

12 November 2021   08:51 Diperbarui: 12 November 2021   09:05 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seperti nyanyian, denting duka; sepi.
Di bangku pilu, menepuk dada; sunyi.
Seperti kunang-kunang; ziarah sunyi; oh jiwa.
Di bangku cinta; menatap satu; Rabb.

Seperti denting senar, air mata; basah.
Di bangku malam, menepuk hati; Rindu.
Seperti pelita, tenggelam dalam temaram; oh sang Maha Rajaku.
Di bangku cinta ; kita adalah kekalahan.

Seperti detak, gemuruh; cinta.

Dibangku sepi, menepuk jiwa; ratap.

Dirumah duka; kumuh. Tak pernah kembali. Oh jiwa

Di bangku jum"t Mu ; derit kekalahan.

Diterungku dunia, diroda waktu tenggelam di bumi.

Jum'at 12 November 2021

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun