Siapa yang tak mengenal matamu. Di selubung riak sedih mengarus deras dipipimu. Saat ditangan kirimu secarik kertas tertulis kepergian, karena ia luka.
Di bangku malam yang panjang. Kisahmu redup seperti kunang-kunang yang terjatuh ;Tak lagi terbang, sebab sayap patah, sembab di bahumu. Dan kau tak tahu hujan semenit yang lalu membasahi pipimu yang luka.
Malam yang sembab, ketika risau gerak dan kunang-kunang tak lagi bercahaya. Kenangan dan luka , menganga satu dan kau hendak beranjak pulang pada kenangan yang pergi. Dan di akhir secarik kertas tertulis "Cinta mengajarkan kepergian dari rindu yang melukakan"
Disudut matamu, kini kau sepi. Setelah kenangan menjelma luka.
Rambunga 26/08/2019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H