Yogyakarta (25/4), Universitas Islam Sunan Kalijaga lebih tepatnya Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora  mengadakan konferensi international. Konferensi tersebut terdiri dari dua hari.  Nama acara tersebut Biennial International Conference On Social Science and Humanities. Dan disingkat menjadi Bicosh. Acara tersebut  diadakan setiap dua tahun sekali. dan pada hari pertama acara tersebut diadakan di Grand Rohan Jogja depan JEC
Di hari pertama diisi oleh seminar-seminar dari pembicara-pembicara dari dalam maupun luar negeri. Acara tentu diadakan dengan standar bahasa inggris karena ini  adalah konferensi Internasioanal. Pertama diisi oleh Prof. Greg Berton, Pdt. Izak Lattu, Ph.D, dan Andri Rosadi, Ph.D. Disana ada sebuah sesi tanya jawab berikut yang terjadi ketika diskusi:
 1. Umat Islam di Indonesia telah mengenal Islam dengan baik sejak dahulu kala. Namun dalam beberapa praktiknya, masyarakat jawa memang sudah memeluk agama Islam namun tetap mengamalkan agama Islam. Lalu bagaimana pendapat kalian mengenai kasus ini dalam bahasa Indonesia.
  2. Sejauh mana peran ormas Nahdatul Ulama dan Muhammadiyah dalam pembentukan dan perkembangannya di Indonesia?
 3. Masa depan presiden atau kepemimpinan di Indonesia karena siapa yang diserang mungkin akan mendapat perlawanan dari hotline?
Menjawab:
1. Selalu ada kesenjangan antara ide-ide kita dan apa yang diajarkan agama kita, keyakinan kita, atau sistem kepercayaan kita untuk kita cita-citakan, dan kesenjangan antara cara hidup kita yang sebenarnya.
2. Saya yakin salah satu alasan kami melakukan hal ini secara konsisten adalah kontribusi dari organisasi-organisasi massa tersebut. Saya tidak bisa membuktikannya tapi saya pikir secara umum saya setuju bahwa transisi demokrasi bergantung pada peran masyarakat sipil dan memang benar bahwa pada tahun 1998-1998 jumlah individu dalam masyarakat sangat kecil jika diukur sebagai perpanjangan dari kelas menengah, strata masyarakat. .
3. Proses demokrasi sangatlah penting dan saya berharap kita dapat terus melanjutkannya, tidak hanya bagi presiden tetapi juga bagi para gubernur dan pejabat lainnya, karena kita melihat dari tingginya tingkat partisipasi pemilih dan pemilu, para pemilih di Indonesia sangat menghargai kesempatan ini untuk memberikan suara mereka dan kita dapat melihat bahwa ini adalah waktu terbaik untuk berpikir bahwa Anda dapat mengadakan pemilu ketika masyarakat benar-benar memberikan suara pada pemilu pada hari penyelenggaraannya.Â
Kita dapat melihat bahwa mereka yang mengambil jalur hotline dan posisi yang lebih reaksioner tidak mendapatkan banyak dukungan pemilih dan mereka yang mengambil jalur terbuka yang lebih universal mendapatkan dukungan yang lebih luas. Tentu saja kita bisa berdiskusi lagi mengenai politik invasi dan kelemahan partai politik dan kurangnya ideologi politik, dll.
tapi saya pikir kita perlu mendapatkan pujian jika memang diperlukan dan bahwa suara invasi menunjukkan bahwa mereka memiliki banyak akal sehat ketika melakukan invasi. ini soal memilih partai-partai yang lebih terbuka dan sesuai dengan prinsip-prinsip Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika dibandingkan mereka yang, dalam pasar gagasan dan politik, menawarkan ruang yang lebih sempit dan saya pikir itu adalah pengingat mengapa demokrasi harus dihargai.
Dan, ketika sesi dua terjadi sebuah diskusi lagi yang isinya :
1. Saya hanya penasaran dengan Partai Bulan Bintang kategori islami atau islami padahal saya tidak hidup pada masa itu.
2. Apa pendapat Anda tentang Prabowo Subianto tentang headliner pendukungnya belakangan ini?
Menjawab:
1. Ketika kita berbicara tentang definisi dan kategori, selalu ada alasan untuk berdebat. Tapi pada pemilu 2014 misalnya, kita kembali ke tahun 1999, ada partai-partai kecil yang mengidentifikasi diri mereka mendukung Republik Indonesia dalam bentuknya yang sekarang dan kita tidak mendorong perubahan mendasar dan ada partai lain yang mengatakan tidak.Â
kami ingin bekerja secara demokratis menuju perubahan, maka PKS selalu mengatakan secara konsisten bahwa mereka ingin bekerja menuju perubahan tetapi hal itu dilakukan, jadi dengan moderasi dan dukungan terhadap proses demokrasi. Jadi partai-partai telah kembali ke posisi yang lebih moderat.
2. Islam di Indonesia mendukung demokrasi dan bergerak menuju Liberal. Demokrasi terbuka secara umum dan itu karena para pemilih di Indonesia mengatakan itulah yang mereka pikirkan, yang mereka anggap terbaik. Para pemilih di Indonesia ketika Anda menelpon mereka mengenai apa yang mereka pikirkan tentang partai politik, "tidak menunjukkan antusiasme yang tinggi terhadap partai politik, namun pada tingkat partisipasi pemilih mereka.Â
Mereka menunjukkan antusiasme yang kuat terhadap demokrasi dan pemilu. Mereka umumnya memilih partai-partai arus utama yang lebih moderat , jadi harapan saya adalah apa yang kita lihat ke depan pada kabinet dan pemerintahan berikutnya yang akan datang.
Esok hari acara dilanjut dengan panel-panel dimana ada beberapa orang melakukan presentasi kemudian akan di tanggapi oleh para viewer. Selanjutnya, acara tersebut ialah melakukan Field ke Museum Sonobudoyo.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H