Mohon tunggu...
Kagan Wibowo
Kagan Wibowo Mohon Tunggu... Nahkoda - Mahasiswa 23107030 UIN Sunan Kalijaga

Seorang sobat senja yang sedang mencari "Apa arti idealis dari senja ideal?"

Selanjutnya

Tutup

Music

Meriahnya Konser Hindia Defrag di Jogja

23 April 2024   21:50 Diperbarui: 23 April 2024   21:54 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ada satu hal masalah lagi. Apa itu? Iya, kami lapar. Dan kami mendapatkan kabar bahwa makanan tidak boleh dibawa masuk. Padhal acara segera dimulai. Meskipun kita mengesampingkan harga nahalnya makanan tersebut. Karena mau bagaimana lagi mau tidak mau kami harus masuk keburu acara dimulai. Saat memasuki pintu masuk kami disuguhi semacam ruangan yang berbeda semesta. Akhir-akhir ini Hindia dianggap sebagai satanik. Justru sama Defrag hal tersebut bisa menjadi pasar. Kami melihat smacam kursi di tengah jalan seperti tiada artinya, namun tetap saja. Karena kami adalah Gen Z maka kami melakukan foto terhadap kursi-kursi dan lampu-lampu yang berwarna aneh itu. Setelah melakukan sesi berfoto-foto. Ternyata saya menyadari bahwa di bawah kursi tersebut ada sebuah sesajen yang sedang menyala. Baunya baru terasa setelah saya menyadarinya. Apakah itu yang dinamakan satanik? Tidak ada yang tau.

Di saat memasuki GOR. Kami disuguhi dengan panggung megah yang memenuhi seperempat GOR tersebut. Saya dan teman saya mencoba duduk di depan meskipun sepertinya sudah terlambat. Jadinya kami duduk depan namun agak di samping. Jam mulai menunjukkan jam tujuh. Tetapi orang-orang mulai pada berdiri dan desak-desakkan di depan. Kami yang kebingungan mulai ikut-ikutan berdiri dan mulai berdesak-desakan. Udara mulai menipis. Padahal di panggung belum ada apa-apa. Hingga tiba-tiba muncullah beberapa orang dengan membawa gitar dan berjalan ke atas panggung. Orang-orang mulai berteriak histeris. Siapa itu? Pikirku. Saat lampu dinyalakan. Teryata mereka bukan Hindia.

Mereka adalah band yang bernama Perunggu. Mereka disini sebagai Opener dari acara Hindia. Mereka mulai menyanyikan lagu mereka sendiri, yang menurut kami hanya beberapa orang yang hafal. Tetapi meskipun begitu suasana konser tersebut cenderung mulai hidup. Menurut teman saya, tugas dari Opener memang tugasnya menghidupkan susana konser. Ibaratnya seperti pemanasan. Agar ketika Hindia masuk nanti semua orang langsung meriah. Saat kami mulai berdesakan kami mulaimenyadair bahwa udara di sini semakin dikit. Hawa serasa panas. Padahal hindia saja belum tampil. Masak sudah sesuram ini. Satu dua orang mulai berjatuhan (pingsan) dan ada beberapa tugas keamanan yang mulai menolong orang yang terjatuh tersebut. Dan tibalah jam delapan.

Ketika band Perunggu sudah menuruni panggung, cahaya terhadap panggung mulai menghilang. Barulah ada lagu Hindia yang berjudul "Janji Palsu" dinyalakan. Meskipun hanya rekaman. Lagu tersebut sudah membuat penonton menyanyi bersama dengan antusias. Barulah setelah lagu Janji Palsu selesai. Barulah Band Hindia mulai menaiki panggung dan menyanyikan lagu "Matahari Tenggelam". Yang dimana lagu tersebut memang liriknya sedikit satanik. Tapi orang disana sudah memedulikannya karena suasana sudah sangat panas. Kami semua bernyanyi sambil berteeriak. Menyanikan lagu Hindia satu persatu yang kebanyakan liriknya tentang kefrustasikannya terhadap dunia. jadi orang-orang disana justru bisa melampiasakan amrah mereka sehari-hari yang dimana mereka diinjak-injak oleh dunia. Orang-orang bahkan menjuluki Hindia sebagai duta Mental Health Indonesia. Dan menurut kami, ini adalah salah satu konser terbaik dalam hidup kami.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun