Masalah kemiskinan masih menjadi permasalahan bagi masyarakat sekitar,terutama negara-negara berkembang termasuk Indonesia.Kemiskinan harus ditangani dengan serius,karena menyangkut nyawa hidup seseorang.Kemiskinan di dunia sangatlah kompleks mulai dari kurangnya air bersih,zat gizi pada balita hingga anak-anak,penghasilan di bawah 1 juta,lowongan pekerjaan yang menyertakan usia sebagai syarat,hingga anak-anak yang kehidupannya kurang layak karena orangtuanya yang kurang mampu.Dalam SDGs terdapat poin yang membahas tentang kemiskinan yaitu no poverty (tanpa kemiskinan).Permasalahan kemiskinan  tidak  hanya terjadi  di  Indonesia saja, namun  di  seluruh  belahan  dunia. Permasalahan yang dialami baik negara berkembang maupun di negara maju sekalipun memiliki tingkat kemiskinan, namun tingkat kemiskinan di negara maju tidak terlalu banyak dibandingkan negara berkembang. Seperti halnya negara yang sedang berkembang,Indonesia sampai saat ini masih memecahkan masalah terkait kemiskinan yang ada di dalam negara Indonesia. Kemiskinan dapat diartikan sebagai dimana seseorang tidak dapat memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari karena berbagai penyebab salah satunya adalah rendahnya tingkat pendapatan yang diperoleh.Indonesia sebagai negara berkembang harus memiliki itikad baik dan kuat untuk belajar dari negara yang sudah maju,indonesia masih harus mengejar apa yang tertinggal dari negara lain.
Menganalisis SUSTAINABLE DEVELOPMENT GOALS:
1. Ketangguhan Terhadap Tantangan Global:
- SDGs mencerminkan upaya global untuk mengatasi tantangan utama yang dihadapi oleh dunia, termasuk kemiskinan, kelaparan, pendidikan,dan air bersih.
2. Pendekatan Holistik:
- SDGs dirancang dengan adanya pendekatan holistik yang mencakup aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan. Tujuannya untuk mencapai keseimbangan antara pembangunan ekonomi, kesejahteraan sosial, dan kelestarian lingkungan.
3. Inklusivitas:
- Prinsip "Leave No One Behind" menekankan inklusivitas, yaitu memastikan bahwa manfaat pembangunan merata untuk semua masyarakat, tanpa meninggalkan golongan yang rentan atau terpinggirkan.
4. Partnership and Collaboration:
- SDGs mengajak kolaborasi dan kemitraan antara pemerintah, masyarakat sipil, dan lembaga internasional. Kolaborasi ini sangat penting untuk mencapai proses yang signifikan.
5. Fokus Pemberdayaan Perempuan:
- Pemberdayaan perempuan diakui sebagai elemen kunci untuk mencapai pembangunan berkelanjutan. Ini terlihat dalam beberapa tujuan, termasuk Kesetaraan Gender (SDG 5).
6. Adaptasi Terhadap Perubahan:
- SDGs memberikan fleksibilitas untuk beradaptasi dengan perubahan kondisi global dan lokal, termasuk perubahan ekonomi, sosial, dan lingkungan.
7. Mementingkan Keberlanjutan Lingkungan:
- Ada beberapa tujuan, seperti Penanganan Perubahan Iklim (SDG 13) dan Keberlanjutan Ekosistem Lautan (SDG 14), menunjukkan pentingnya pada perlindungan lingkungan dan pengelolaan sumber daya alam secara berkelanjutan.
8. Pendekatan Berbasis Data:
- SDGs mempromosikan pengumpulan dan analisis data sebagai dasar untuk mengukur kemajuan dan mengidentifikasi area yang memerlukan perhatian lebih.
9. Pentingnya Pendidikan dan Kesehatan:
- Pendidikan berkualitas (SDG 4) dan kehidupan sehat yang baik (SDG 3) diakui sebagai fondasi untuk pembangunan manusia yang berkelanjutan.
10. Target Waktu (2030):
- SDGs memberikan visi jangka panjang untuk membentuk kebijakan dan tindakan pembangunan berkelanjutan.
11.Advocacy and Awareness:
- Diperlukan upaya kuat dalam meningkatkan kesadaran dan advokasi untuk memastikan partisipasi masyarakat dan pemangku kepentingan dalam pencapaian SDGs.
Faktor-Faktor yang mempengaruhi tingkat kemiskinan di indonesia:
1. Â Ekonomi:
- Adanya ketidaksetaraan dalam  pendapatan dapat menyebabkan masyarakat mengalami kemiskinan.
- Kesenjangan ekonomi antara daerah perkotaan dan pedesaan juga dapat menjadi faktor utama.
2. Keterbatasan Pendidikan:
- Keterbatasan akses dan kualitas pendidikan dapat menciptakan lingkungan masyarakat sulit untuk mendapatkan pekerjaan yang berpenghasilan tinggi.
- Â tingkat pendidikan yang rendah dapat membatasi peluang pekerjaan.
4. Kondisi Pekerjaan dan Upah:
- Kondisi pekerjaan yang tidak layak, termasuk upah rendah dan ketidakstabilan pekerjaan, dapat menjadi faktor utama kemiskinan.
5. Sistem Perlindungan Sosial yang Lemah:
- Kurangnya program perlindungan sosial yang efektif dapat meninggalkan masyarakat rentan terhadap risiko ekonomi dan sosial.
- Perlindungan terhadap kejadian tak terduga, seperti bencana alam, kurang memadai.
6. Kondisi Lingkungan dan Pertanian:
- Perubahan iklim dan ketidakberlanjutan dalam pengelolaan sumber daya alam dapat berdampak pada kelompok masyarakat yang bergantung pada pertanian.
- Kemiskinan dapat terkait erat dengan masalah lingkungan, seperti deforestasi atau kerusakan lingkungan lainnya.
7. Ketidaksetaraan Gender:
- Ketidaksetaraan gender dapat menyebabkan diskriminasi terhadap perempuan dalam hal pendidikan, pekerjaan, dan akses sumber daya, yang dapat meningkatkan tingkat kemiskinan.
8.Lowongan pekerjaan yang menyertakan usia sebagai persyaratan:
- Menjadi suatu permasalahan dengan diskriminasi usia merupakan pembedaan sikap dan perilaku terhadap orang lain yang didasari oleh usia.
Kemiskinan adalah keterbatasan yang disandang seseorang, keluarga, atau bahkan negara yang menyebabkan ketidaknyamanan dalam kehidupan.Dalam segala bidang selalu menjadi kaum tersingkir karena tidak dapat menyamakan kondisi dengan  masyarakat sekitar.Kemiskinan dapat diartikan sebagai dimana seseorang tidak dapat memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari dengan berbagai penyebab,seperti rendahnya pendapatan dan faktor lainnya. Dengan cara berkolaborasi antara pemerintah, lembaga internasional, dan masyarakat sipil,perlu ditingkatkan untuk menciptakan solusi berkelanjutan dalam mencapai hasil yang signifikan dengan mengurangi tingkat kemiskinan di indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2HArtikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya