Sebuah budaya yang mana seharusnya dapat ditumbuhkembangkan oleh generasi kita saat ini malah seperti telah sirna. Ya, budaya membaca memang dari sekian banyak orang di Indonesia hanya sedikit yang suka membaca , apalagi membaca buku. Kita tak perlu lebih luas lagi dalam membahas tentang artikel kali ini, cukup dalam cakupan disekitar kita saja.
Memang kebanyakan dari kita itu suka membaca, tapi membacanya bukan bacaan yang mengandung suatu bidang ilmu tertentu. Tapi bacaan yang hanya mengandung konten hiburan saja, seperti novel dan cerpen.Â
Bukannya saya menyalahkan, justru sebaliknya. Bila seseorang itu dapat memanfaatkan hobinya tersebut (membaca novel dan cerpen) tentu ia akan sukses. Seperti seseorang tersebut adalah seorang penulis, pastinya dengan membaca novel dan cerpen ia akan mendapatkan insipirasi, ide dari  apa yang telah ia baca. Telah banyak buktinya, salah satunya teman seperjuangan saya sendiri. (kepo ya?)
Membaca itu dapat membaca pikiran seseorang. Gak percaya? Dalam dunia maya kita tidak asing lagi dengan yang namanya FB. Dan disitu pasti akan banyak status-status penduduk FB tersebut. Setiap kita ingin menulis status tentu nanti ada tulisan " Apa yang anda fikirkan?" kalok seperti itu tentu kita akan menuangkan apa yang kita fikirkan dan secara otomatis orang dapat membaca fikiran kita bukan?(he he).
Terlebih dalam membaca buku (bukan novel dan cerpen) sangat sedikit sekali orang-orang yang suka membaca buku. paling toh ia mau membaca buku hanya ketika ia butuh saja. Contoh ketika ada tugas membuat makalah. Maka bukulah yang menjadi referensi nantinya, tanpa buku mesti akan mencari di internet (pengalaman). Mayoritas dari orang memang hanya mau membaca ketika ada anjuran saja, mungkin hanya sedikit yang membaca dari kemauannya sendiri.
Telah kita ketahui ayat yang pertama turun adalah dalam surah Al-alaq. Bunyi ayatnya "Bacalah !" Allah saja dalam firmannya menyuruh kita untuk membaca, masak kita gak mau membudayakan membaca tersebut. Dalam membaca Al-qur'an yang selama ini kita hanya membaca Arabnya saja, cobalah membaca maknanya. Bukan hanya  pengetahuan saja yang akan  kita yang dapatkan, tapi bertambah iman, pahala tentu juga kita dapatkan.
Membaca memanglah sangat penting, saking pentingnya ada salah satu pengarang dari Rusia menyatakan "Ada kejahatan yang lebih buruk dari pada membakar buku, yakni tidak membaca buku" memang dalam memahami pernyataan Joseph tersebut bukan berarti bila kita tidak membaca buku berarti kita melakukan kejahatan. Jelas bukan. Itu adalah suatu bentuk penekanan kepada orang-orang supaya mau membaca.
Membaca bukan hanya menambah pengetahuan saja, namun dengan membaca kita merubah kehidupan kita. Membaca adalah kompleksitas kehidupan. Itulah  yang pernah dialami oleh salah seorang penulis terkenal di indonesia. Ia tidak pernah mendapatkan yang namanya ijazah. Bangku sekolah dasarpun ia tidak pernah sampai menyelesaikannya.Â
Namun iya tidak pernah putus asa, ia belajar dengan otodidak. Membaca adalah rutinitas yang tidak bisa ia tinggalkan. Ia membaca dan mempelajari banyak buku. ia belajar berbagai bahasa asing melalui membaca buku. ia adalah Ali Audah.
Kehidupan seorang Ali Audah memang tidak semulus seperti kita yang mampu bersekolah sampai pendidikan tinggi. Tapi ia tetap berusaha untuk bisa belajar meski dengan cara otodidak. Seharusnya dari pengalaman Ali tersebut kita bisa tergugah untuk membaca. Siapa tau nanti kita seperti Ali Audah.
Atau dengan ungkapan Bung Hatta "aku rela dipenjara asalkan bersama buku, karena dengan membaca buku aku bebas" beliau saking senangnya membaca ia sampai rela bahkan dipenjara asalkan bersama buku, karena dengan membaca buku kita akan merasa bebas. Dalam artian kita akan menjelajah apapun yang belum kita ketahui baik itu dalam bidang keilmuan atau yang lainnya.