Mohon tunggu...
Ahmad Kafil Mawaidz
Ahmad Kafil Mawaidz Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan swasta

Ajarkanlah sastra pada anak-anakmu, agar anak pengecut jadi pemberani - Umar bin Khattab

Selanjutnya

Tutup

Trip

Mengendurikan Cinta di Kenduri Cinta

21 Maret 2018   11:09 Diperbarui: 21 Maret 2018   11:27 568
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sekitar pukul delapan-an saya memasuki area taman ismail marzuki lewat pintu belakang. Setelah berputar-putar mencari tempat berlangsungnya kenduri cinta tidak kunjung ketemu dikarenakan belum hafal area TIM, sempat nyasar memasuki event kebudayaan local dan saya langsung cabut keluar dan saya memilih mengisi perut di kantin atau foodcourtTIM.

Setelah selesai makan saya langsung bertanya kepada pemilik warung lokasi diselenggarakannya forum kenduri cinta, dan memang tempatnya gak kelihatan kalau anda masuk lewat pintu belakang, tetapi sangat kelihatan ketika anda lewat pintu depan karena lokasi acara adalah halaman parker depan TIM. Sekilas tentang TIM ini fungsinya mirip balai pemuda Surabaya sebagai wadah ekspresi kesenian bagi para anak-anak, pemuda, maupun pegiat kesenian yang ingin mengasah kreatifitasnya.

Panggung kecil ber-backdrop "tuan rumah diri sendiri" dan berisi beberapa alat musik dengan dipayungi terop kurang lebih 5x5 meter benar-benar di depan saya, dan inilah kenduri cinta itu. Setelah membaca surat yasin berjamaah yang ditujukan kepada pak ismarwanto (personel kiai kanjeng yang belum lama ini dipanggil allah SWT terlebih dahulu), kenduri cinta dimulai dengan mbeber kloso dari para penggiat memberikan pengumuman kepengurusan baru forum kenduri cinta periode 2018-2020. Pemilihan kepengurusan diputuskan melalui musyawara rutin "Reboan" yang diadakan para penggiat KC (Kenduri Cinta) setiap minggunya dengan mas Fahmi Agustian sebagai ketua, mas Tri Mulyana sebagai wakil ketua, dan mas Sigit Harianto sebagai sekretaris.

Sambutan awal para penggiat terpilih sebagai pengurus kenduri cinta menekankan bahwa adanya pengurus atau leader atau formatur ini bukan lantas menjadikan kenduri cinta sebagai organisasi padatan sebagaimana lzimnya sebuah organisasi. Mereka menekankan bahwa adanya pengurus ini lebih kepada pengelolaannya kenduri cinta yang diharapkan lebih rapi, mulai dari mengurusi acara bulanan kenduri cinta, konfirmasi ke kadipiro, dan kegiatan maiyahan lainnya. 

Berangkat dari pengabdian hal-hal tersebut harus ada yang berkorban, dan berbagi tugas agar nantinya forum kenduri cinta tetap bisa kita nikmati bersama. Tidak lupa juga para pengurus terpilih menyinggung tema malam itu yang berjudul "tuan rumah diri sendiri". Sekedar prakata, karena dalam beberapa maiyahan terakhir mbah Nun menekankan untuk kita supaya menjadi diri sendiri. 

Bukan hanya menjadi diri sendiri, namun juga harus menjadi ahli pada potensi dirimu. Dari hal tersebut kemudian muncullah tema sesuai backdrop malam itu. Tidak lupa juga penggiat menyampaikan bahwa piagam maiyah masih digodok dan formulir usulan butir-butir piagam maiyah dari jama'ah masih dibuka melalui online yang diharapkan nantinya piagam maiyah benar-benar menampung usulan-usulan jamaah maiyah secara lebih komprehensif.

Selesai para penggiat mbeber kloso,giliran mas Bobi n friend's dengan bandnya semberengen menyuguhkan beberapa lagu jeda kepada para jamaa'ah. Setelah check sound dan beberapa lagu dinyanyikan, diskusi sesi pertama dimulai dengan narasumber mas Husein Ja'far seorang mahasiswa pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah dan mas Harico seorang Direktur Eksekutif Komunikonten. Mas Husein membuka penjelasannya dengan mengacu pada hadits : man arofa nafsahu faqod arofa robbahu, siapa yang mengenal dirinya maka akan mengenal tuhannya, demikian terjemahannya. Mas Husein mengajak seluruh jamaah agar menemukan jati dirinya sendiri, memaksimalkan potensionalitas diri agar dikelola semaksimal mungkin sampai benar-benar menjadi ahli. Mekanisme khilafah yang ditugaskan kepada manusia bisa terlaksana kalau semua orang berdaulat atas dirinya sendiri, saling mengisi, bukan saling mengungguli namun saling melengkapi. 

Selain itu mas husein mengajak jamaah untuk kembali menengok sejarah. Bahwa dalam menyusun peraturan atau hukum yanag berlaku, pemimpin muslim memberikan kedaulatan penuh kepada rakyatnya terkait hal-hal yang bersifat kemanusiannya sendiri. Disela-sela sesi diskusi pertama cak nun telah sampai di kenduri cinta kemudian duduk di bawah sebelah kanan panggung bagian belakang. Sesi selanjutnya giliran mas Harico mengelaborasi tema malam itu dari sisi pandang media sosial. Menurutnya, orang-orang sekarang banyak yang menjadi follower dan hampir pasti meng-iya-kan apapun yang dilontarkan dari apa yang diikuti. Akibatnya mereka terjebak dalam informasi yang tidak valid, sehingga menimbulkan kegaduhan yang tak pernah berhenti.

Setelah pemaparan mas Harico selesai, berakhir pula sesi diskusi pertama dan dilanjutkan perform dari teman-teman Kandank Jurank Doank bersama Dik Doank. Ini pertama kalinya saya berjumpa langsung dengan Dik, setelah lama sejak masa kecil sering melihat di televisi swasta nasional sebagai presenter. Sebelum membawakan lagu ikhlas itu indah, Dik menyapa jamaah dengan ilustrasi kisah nabi Ibrahim dan ismail sewaktu dialog sebelum proses penyembelihan. 

Dik bertanya, siapa yang lebih hebat? nabi Ibrahim atau Nabi Ismail? para jamaah saling besahutan, ada yang menjawab Ibrahim dan tak jarang pula yang menjawab Ismail. Kemudia Dik menginterupsi, bukan keduanya namun yang hebat adalah ibu Siti Hajar. Bayangkan ibu siti hajar ditinggalkan oleh nabi Ibrahim di dataran tandus mekkah bersama Ismail tanpa diberi bekal yang cukup dan belum tau kepastian kapan kembali. Tiba-tiba kembali membawa berita kepada anaknya mendapat perintah tuhan untuk disembelih. Apa yang diajarkan oleh Siti Hajar kepada Ismail tentang bapaknya sehingga dia menurut begitu saja?, bahwa bapaknya adalah orang baik,pejuang fi sabilillah, yang melaksanakan apapun perintah tuhannya. 

Tanpa landasan dasar seperti itu apakah ada anak mau begitu saja disembelih meskipun itu perintah tuhannya?. Lebih lanjut lagi, Dik menceritakan bagaimana perjuangan ibu Siti Hajar berlari dari Sofa ke Marwah tujuh kali berturut-turut tanpa pernah menyerah dan putus asa hanya untuk mencari air demi anaknya, yang akhirnya dibalas tuhan dengan muncullah air zam-zam di kaki Ismail kecil yang sampai sekarang belum habis dan masih diminum oleh orang-orang di seluruh belahan dunia seketika tiba di makkah, dan itupun siti hajar tak pernah mampu untuk memilkinya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun