Mohon tunggu...
Kafa Billahi Syahida
Kafa Billahi Syahida Mohon Tunggu... Lainnya - Universitas Muhammadiyah Banjarmasin

aku keren

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Meningkatkan Gizi Anak Dengan Membagikan Telur

14 Maret 2024   04:56 Diperbarui: 20 Maret 2024   15:22 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menurut data Riskesdas tahun 2018, sekitar 30,8% balita memiliki tinggi badan yang
sangat pendek atau pendek, sementara 10,2% mengalami kondisi sangat kurus atau kurus. Stunting, atau kerdil, adalah kondisi di mana tinggi badan balita lebih pendek dari yang seharusnya berdasarkan usianya, seperti yang diukur oleh standar pertumbuhan anak dari WHO. Stunting pada balita merupakan masalah gizi jangka panjang yang dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk kondisi sosial ekonomi, kesehatan ibu saat hamil, kondisi kesehatan balita, dan pola makan yang kurang baik. Balita yang mengalami stunting dapat menghadapi kesulitan dalam mencapai perkembangan fisik dan kognitif yang optimal di masa depan.
Dalam upaya menanggulangi masalah stunting di Indonesia, Mahasiswa KKN 8 Tematik dari Universitas Muhammadiyah Banjarmasin memilih Desa Sepakat Bersama, Kecamatan Anjir Muara, Kabupaten Barito Kuala sebagai ladang pengabdian mereka dan mencanangkan program kerja (proker) individu, yakni pembagian telur pada balita usia 3-5 tahun.

Stunting merupakan masalah serius yang melanda anak-anak di berbagai daerah di Indonesia, termasuk di desa kecil seperti Sepakat Bersama. Dampaknya terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak sangat besar, baik secara fisik maupun kognitif. Oleh karena itu, upaya untuk mencegah dan mengurangi stunting menjadi sebuah keharusan, terutama di daerah-daerah yang terpencil.

Kegiatan ini diawali dengan persiapan dimana Tim KKN Universitas Muhammadiyah Banjarmasin melakukan koordinasi dengan pihak desa untuk menentukan jumlah balita yang akan menerima telur. Setelah itu dilakukan pengadaan telur lalu telur dibagi-bagikan kepada balita usia 3-5 tahun yang telah didaftarkan sebelumnya oleh ibu-ibu balita di Desa Sepakat Bersama. Selain pembagian telur, dilakukan juga penyuluhan tentang pentingnya konsumsi makanan bergizi dan cara memasak telur dengan baik untuk memaksimalkan manfaat gizinya. Para ibu balita menyambut baik kegiatan ini dan menyatakan kesediaan untuk memberikan telur kepada anak-anak mereka sebagai tambahan gizi.
Melalui proker individu ini, mahasiswa KKN tidak hanya ingin memberikan bantuan semata, tetapi juga ingin memberdayakan masyarakat setempat agar dapat merawat dan memperhatikan asupan gizi anak-anak dengan lebih baik. Telur dipilih karena merupakan sumber protein yang kaya dan berkualitas tinggi, serta mengandung berbagai nutrisi penting lainnya seperti vitamin B kompleks dan mineral. Dalam kondisi ekonomi yang terbatas, telur menjadi alternatif yang efisien dan efektif untuk meningkatkan asupan gizi balita. Selain itu, telur juga mudah diolah menjadi berbagai hidangan yang disukai oleh anak-anak.

Proker individu ini bukan hanya sekedar memberikan bantuan materi, tetapi juga menciptakan dampak jangka panjang dengan memberdayakan masyarakat setempat untuk menjadi lebih mandiri dalam memenuhi kebutuhan gizi anak-anak mereka. Melalui kolaborasi antara mahasiswa KKN, pemerintah desa, dan masyarakat, diharapkan masalah stunting dapat diatasi secara bertahap dan berkelanjutan.

Dengan semangat kebersamaan dan tekad yang kuat, proker individu ini menjadi langkah konkrit dalam upaya mengakhiri stunting di Indonesia. Melalui kolaborasi antara mahasiswa KKN, pemerintah desa, dan masyarakat, diharapkan dapat diciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan dan perkembangan anak-anak secara optimal. Sebab, membangun masa depan yang sehat bagi generasi mendatang adalah tanggung jawab kita

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun