Mohon tunggu...
Kafabihi Chamzawi
Kafabihi Chamzawi Mohon Tunggu... Freelancer - Adil Sejak dalam pikiran

seorang terpelajar harus sudah berbuat adil sejak dalam pikiran apalagi dalam perbuatan” ― Pramoedya Ananta Toer, This Earth of Mankind

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Filosofi Rindu: Aku, Kamu, dan, Corona

4 April 2020   21:38 Diperbarui: 4 April 2020   21:41 513
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Uniknya adalah cara berpikir stoicisme menganggap, ekspetasi yang lebih baik itu adalah ketika kita memiliki pandangan dengan ekspetasi terburuk. Ini jauh lebih baik ketika kita berekspetasi terbaik. Hingga kita siap menerimanya dengan pola pikir aliran stoicisme. Salah satu figur besar dalam aliran stoicisme

Marcus Aurelius seorang kaisar dari kerjaan romawi saat itu, dia pernah bilang kalau ekspetasi manusia harus melewati proses yang tadi, proses ini dinamakan dengan proses pre-meditation. Artinya anda harus memikir hal yang terburuk dulu dengan meditasi sebelum melakukan ikhtiar. Jadi kita siap untuk menghadapi hal seburuk apapun. Biar kita makin bijak dalam menghadapi hidup ini, ya simpan satu rencana yang bisa membuat dirimu tetap jalan tanpa hambatan. 

Banyak yang bilang kalau dalam hidup itu lebih mengutamakan hasil, sebenarnya tidak semua hal diukur dengan hasil. Dengan mengukur dengan proses yang panjang segalanya akan lebih siap. 

Di balik semua itu kita bisa menemukan kebahagiaan, kok bisa ? kuncinya ikhlas. Dengan ikhlas bisa mengatur emosi kita dalam situasi terburuk apapun. Dalam kondisi yang darurat seperti ini, pikiran kita lah yang akan menyelamatkan kita dalam situasi ini. Sehingga ada usaha untuk memoderasi hidup dengan stoicisme. 

Aku, Kamu, dan, Korona. Sebuah pandangan dari filosofi Nihilisme 

Masih berbicara tentang rindu, yang menurutku seperti zat aditif. Dalam bahasa filsufnya, "Rindu itu candu". Tapi ada kalanya kita kita merasakan kalau rindu merupakan vitamin/pelengkap yang  memperkaya batin kita. Jika ingin digali kembali konsepnya adalah berkaitan dengan masa lalu. Jadi, dalam pembahasan kali ini. 

Saya akan membahas tentang hubungan masa lalu dengan tujuan masa depan, rindu dan ekspetasi. Rindu dan masa lalu itu entitas yang tidak dapat terpisahkan, yang selanjutnya dijawantahkan sebagai kekayaan batin kita terhadap masa lalu. Sedangkan rindu dan ekspetasi itu sama, Cuman bedanya adalah efek yang dirasakan selanjutnya akan dijawantahkan (nilai-nilai yang ditrasnformasikan) dalam kekayaan batin kita terhadapa masa depan. Jadi, ekspetasi kita terhadap momen yang terus berulang, dan tanpa disadari itu menjadi tujuan hidup kita.

Pada prinsipnya manusia, selalu membutuhkan pegangan dalam mencapai tujuan hidupnya. Adanya pandemi korona COVID-19 ini, menjadikan manusia kehilangan nilai-nilai tujuan hidup itu sendiri.  

Kebanyakan dari banyaknya korban yang terjadi  dari sebagian para penganut agama, yang melakukan kegiatan ibadahnya secara berkumpul-kumpul tanpa mempedulikan situasi saat ini. 

Sebaran virus ini tampak belum berhenti penyebarannya. Ini membuat para pemeluk agama dilema. Mau tidak mau harus melakukan social distancing dengan cara ibadah dirumah untuk menghentikan sebaran ini sesuai anjuran agama maupun pemerintah. Hingga sebagian orang, menganggap inilah akhir dunia, dimana semua pemeluk agama tidak bisa melaksanakan ibadahnya secara maksimal. Kembali lagi pada konteks tujuan hidup tadi. Tujuan hidup kita apa ? rindu kepada siapa ? dan apa sih arti hidup ini ?

Nah, kalau sempat berpikir seperti ini dalam situasi seperti ini. Pikiran-pikiran seperti ini biasa disebut Nihilisme. Artinya semua yang ada saat ini gak ada tujuannya. Pandangan ini dirasakan pada saat kita melihat berita orang yang meninggal akibat COVID-19.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun