Mohon tunggu...
Anim Kafabih
Anim Kafabih Mohon Tunggu... Dosen - Fakultas Ekonomika dan Bisnis, Universitas Diponegoro

Tempat belajar nulis

Selanjutnya

Tutup

Money

Ziswaf, Keputusan dalam Memilih dan Pembangunan Masyarakat

19 Juni 2021   06:40 Diperbarui: 19 Juni 2021   06:50 168
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam konsep iHDI tersebut, indikator-indikator penting dalam pembangunan diantaranya adalah: (1) kesehatan fisik yang terdiri dari PDB dan tingkat kesehatan, (2) pemikiran, yang tergambarkan dari tingkat pendidikan, (3)spiritualitas, yang tergambarkan dari ketaatan pada perintah Tuhan, (4) etika, yang tergambarkan dari kemampuan penilaian batin atas suatu hal, (4) animal, yang menggambarkan kemampuan diri mengendalikan hawa nafsu, (5) sosial, yang tergambarkan dari hambatan-hambatan apa saja dalam proses bersosialisasi dengan masyarakat, (6) oppresive, yaitu tingkat bunuh diri yang terjadi, dan (7) kebebasan. Dengan memantau dan berupaya untuk terus meningkatkan aspek-aspek positif dari dimensi tersebut, seperti kesehatan fisik, pemikiran, spiritualitas, etika, dan kebebasan, disertai menekan aspek negatif dari beberapa aspek sisanya seperti sosial dan tingkat bunuh diri maka sudah cukup untuk mengatakan bahwa telah terjadi pembangunan yang signifikan di suatu daerah.

Pilihan dan pembangunan masyarakat

Seperti yang sudah dijelaskan sebelum-sebelumnya, pilihan seseorang akan mempengaruhi pembangunan masyarakat karena berkontribusi pada isu-isu penting pembangunan, yaitu tingkat ketimpangan dan kemiskinan. Beberapa indikator untuk menunjukkan terjadinya pembangunan pun sudah di bahas sebelumnya, yaitu iHDI. Penulis berpendapat bahwa dengan memperhatikan indikator-indiator pembangunan tersebut dan dengan adanya upaya untuk terus memperbaiki indeks iHDI, maka diharapkan berlahan akan mempengaruhi pilihan-pilihan seseorang sehingga akan turut berkontribusi pada penurunan secara signifikan kemiskinan dan ketimpangan yang menjadi isu krusial dalam pebangunan. 

Untuk dapat mendukung peningkatan iHDI dengan cara meningkatkan aspek-aspek positif di beberapa indikator didalamnya dan menekan aspek negatif yang ada, maka perlu satu langkah yang harus dimantapkan, yaitu, perombakan dan pengelolaan total Zakat Infak Sadakah, dan waqaf (ZISWAF). Setidakya, pengelolaan yang baik dan sangat terencana di sisi Zakat, Infak dan Sadaqah sebagai jaring pengaman sosial lapis kedua dari pengeloaan hasil pajak diharapkan dapat membantu orang-orang yang kesusahan dari segi keuangan, minimal untuk memenuhi kebutuhan sandang pangan papannya, sehingga mereka dapat dialihkan fokusnya untuk meningkatkan aspek kesehatan fisik, menurunkan aspek sosial, termasuk juga menurunkan tingkat oppresive di suatu daerah.

Selanjutnya, pengelolaan wakaf sudah saatnya tak berfokus pada masjid dan kuburan. Sudah saatnya pengelolaan wakaf dialihkan pada aspek-aspek krusial seperti pendirian perusahaan, pendidikan dan kesehatan. Pendidikan disini bisa jadi pendidikan pesantren dengan mendirikan pondok pesantren, atau pendidikan formal yang tanpa biaya, atau dengan biaya sangat terjangkau. Dengan adanya pengelolaan wakaf yang strategis, maka diharapkan akan meningkatkan aspek pemikiran, spiritualitas, etika, animal, dan kebebasan.

Tentunya upaya ini tak bisa dibebankan semata pada pemerintah. Upaya pembangunan sudah selayaknya menjadi tanggung jawab bersama, meski tetap yang mengkoordinasi dan mengatur adalah pemerintah. Diharapkan, pembangunan yang berdimensi nilai-nilai agama tersebut akan dapat mempengaruhi pilihan-pilihan yang dibuat oleh mereka yang baru masuk angkatan kerja, dan pilihan-pilihan yang di buat setelahnya di berbagai fase kehidupan yang mereka jalani, sehingga kedepannya akan mampu megurangi secara signifikan tingkat ketimpangan dan kemiskinan.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun